Foto: Wakil Dekan III Fisip Unismuh, Samsir Rahim membuka pelatihan Hoax Busting and Digital Hygiene di Minihall lt 5 Menara Iqra’ Unismuh, Kamis, 20 Juni 2019.
MAKASSAR, PIJARNEWS.COM –Ledakan informasi yang terjadi hari ini membutuhkan keaktifan masyarakat lebih jeli memilah, mana informasi yang layak dipercaya.
Oleh karena itu, Prodi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Muhammadiyah Makassar bekerja sama Google News Initiative dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar workshop bertema “Hoax Busting and Digital Hygiene. Pelatihan setengah hari bagi mahasiswa dan dosen ini digelar di Minihall lt 5 Menara Iqra’ Unismuh, Kamis, 20 Juni 2019. Hadir Wakil Dekan III Fisip Unismuh, Samsir Rahim dan Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Muh Tahir.
Sunarti Sain, trainer tersertifikasi dari Google Initiative mengatakan kegiatan ini mengajarkan peserta bagaimana memproses atau check dan ricek informasi yang diperoleh di internet. Sehingga verifikasi bisa dilakukan secara online.
“Jadi bisa lebih mudah diketahui apakah suatu berita itu benar atau tidak,” papar Sunarti yang juga Direktur Harian Radar Selatan Bulukumba.
Say No to Hoax, lanjut Sunarti, adalah bertujuan untuk mengenal jenis mis-disinformasi sehingga masyarakat tahu bagaimana cara menyikapinya. Adapun beberapa macam mis-disinformasi seperti konten pabrifikasi, konten aspal, satir/parodi, “tidak nyambung”, konteksnya salah, hingga konten manipulatif.
“Ada tujuh alasan di balik mis-disinformasi yakni jurnalisme yang lemah, buat lucu-lucuan, sengaja buat provokasi, partisanship, cari uang, gerakan politik, dan propaganda,” sebutnya.
Eksekutif Produser Film Anak Muda Palsu itu juga berbagi tips kepada peserta cara melawan hoax. Yakni menerapkan sikap skeptis alias ragu-ragu terhadap sebuah informasi. Carannya? Lakukan dengan mengecek alamat situsnya. Tools yang bisa digunakan untuk melacak salah satunya adalah who.is. Selain itu, bisa dilihat detail visual situsnya.
“Bisa dilihat jelas, misalnya pada logo. Hati-hati pada situs yang penuh dengan iklan. Perhatikan juga ciri-ciri pakem media. Dapat dibandingkan dengan pakem-pakem yang berlaku pada jurnalisme profesional atau media-media yang sudah terpecaya,” urainya.
Dia juga mengingatkan bahwa perlu hati-hati pada judul yang sensasional, upayakan untuk membaca berita secara keseluruhan serta cek situs mainstream.
“Tools melawan hoaks, perhatikan detail. Dalam mengecek gambar dan video bisa menggunakan Google Reverse Image Search. Lalu verifikasi lokasi. Tools yg bisa digunakan di antaranya adalah google street view, google maps, ” saran perempuan berkaca mata itu.
*Persoalan Literasi
Nurdin Amir, trainer kedua banyak membahas mengenai digital hygiene atau upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi pembajakan pada akun digital.
“Update software, gunakan strong password, jangan install sembarang aplikasi, hati-hati mengklik link yang tidak jelas, aktifkan antivirus setiap kali terhubung dengan internet, autentikasi dan back up data kita,” sarannya.
Ketua AJI Makassar ini menilai persoalan besar di Indonesia adalah persoalan literasi baca. Namun yang harus disadari adalah bahwa untuk bisa mengatasi semua ini, hal yang perlu dilakukan adalah dengan menggiatkan proses membaca dan meningkatkan kesadaran untuk cek fakta.
Wakil Dekan III Fisip Unismuh, Samsir Rahim mengatakan jika masyarakat tidak mampu memilah informasi yang layak dipercaya, maka akan tertinggal jauh.
“Dengan mengikuti kegiatan ini, kita bisa mengembangkan kemampuan untuk lebih cerdas dalam mengonsumsi informasi. Agar kita bisa siap saing dengan kemajuan zaman,” tutur Samsir yang namanya menguat sebagai bakal calon bupati Bulukumba. (*)
Penulis dan Editor: Dian Muhtadiah Hamna