• Tentang Kami
  • Tim Pijarnews
  • Kerjasama
Kamis, 15 Mei, 2025
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Pijar News
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan
Pijar News
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Utama Esai

S. Purwanda: Buku Dongeng dan Anak-anak

Ibrah La Iman Editor: Ibrah La Iman
17:37, 24 April 2019
di Esai
Waktu Baca: 3 menit

ESAI,- Buku anak sangat lekat dengan dongeng. Kuat dugaan, dongeng merupakan cara terbaik menyampaikan sesuatu secara intuitif kepada anak. Seorang anak mungkin belum bisa mencerna rasionalitas berpikir orang dewasa. Cara berpikir orang dewasa yang rumit dan cenderung mendikte. Tapi, lagi-lagi ini butuh penelitian lebih lanjut untuk menjawabnya.

Kemarin, 2 April, kita merayakan hari buku anak sedunia. Perayaan ini bertepatan dengan hari kelahiran pengarang buku anak dari Denmark, Christian Andersen. Penentuan ini tentu berkaitan dengan dedikasi Andersen, yang telah menciptakan tak kurang dari 3381 judul cerita, dan telah diterjemahkan ke dalam 125 bahasa dunia. Beberapa karyanya yang terkenal adalah The Little Mermaid; The Nightingale; and The Snow Queen.

Kita mungkin tidak asing dengan kisah-kisah dongeng dari Andersen. Bahkan lebih tidak asing lagi, mengingat dongeng-dongeng tersebut sudah diaudio-visualkan ke layar televisi. Bentuk audio-visual ini kemudian digemari, seiring perkembangan laju zaman. Tak bisa dipungkiri, walau ajakan untuk berimajinasi perlahan menghilang dalam bentuk audio-visual, bentuk ini bisa jadi juga sebagai sindiran kepada orang tua sekarang yang enggan mendongeng kepada anaknya.

Dongeng adalah cara menjelaskan dengan sederhana sebuah kejadian yang dialami oleh anak. Masa di mana anak mulai bertanya, adalah masa mendongeng yang baik menurutku. Orang tua yang tahu cara mendongeng, merupakan penyimak yang baik; bisa jadi ia adalah pendengar yang baik atau seorang pembaca yang baik. Karena dengan menyimak dan ketelitian dalam meninjau sesuatu, maka hasilnya akan mudah dalam menggambarkan suasana.

Seorang anak yang sering didongengkan, akan tumbuh dengan banyak kosa kata. Anak yang tumbuh dengan banyak kosa kata, akan mudah membangun kalimat; tentu enteng menyampaikan keinginannya. Anak yang tumbuh dengan sedikit kosa kata, akan lebih banyak memendam, diam atau bahkan pemalu. Ia mungkin tahu apa yang ia alami, tapi tidak tahu bagaimana menyampaikannya.

Baca Juga

Kaprodi PIAUD IAIN Parepare Apresiasi Kegiatan Evaluasi Karya Dongeng Mahasiswa Bersama Praktisi

Sinar Matahari Melimpah, Hampir 19 Persen Anak Indonesia Kekurangan Vitamin D

Anak-anak yang sering terpapar oleh teks—karena kebiasaan didongengkan atau kebiasaan membaca—biasanya tumbuh dengan pengetahuan yang lebih. Hal ini yang mungkin dialami oleh Pradeeva, anak perempuan berumur 15 tahun dari Sri Lanka. Sebelumnya ia tidak mendapatkan perlakuan yang layak terhadap akses pendidikan di desanya. Tapi siapa sangka, ia justru melawan dengan sebuah dongeng. Berikut dongeng dari Pradeeva yang berjudul “Ikan Cilik Pergi ke Sekolah.”

Di suatu siang. Ikan Cilik sedang berenang di tepi kolam. Ia melihat seekor kelinci melompat kegirangan. Kelinci itu mendekatinya, lalu ia bertanya. “Apa yang membuat kamu senang Kelinci?”

“Aku baru saja pulang sekolah. Tempat yang begitu menyenangkan. Di sekolah kita bisa bernyanyi, kita bisa bermain, kita bisa belajar, membaca buku, tidur siang, dan makan-makan. Aku suka sekolah!”

Ikan Cilik mendengarnya dengan saksama. “Sekolah, kedengarannya menarik.” Malamnya, Ikan Cilik bertanya pada Ibunya, “Ibu, aku ingin pergi sekolah!”

“Tidak, kamu tidak bisa.”

“Mengapa? Aku juga ingin sekolah.”

“Sekolah itu di darat, dan kita ini hidup di air. Maaf. Hidup ini tidak adil, tapi itulah kenyataannya.” Ikan Cilik tentu bersedih. Ia mesti menerima takdirnya sebagai ikan.

Keesokan harinya, Ikan Cilik menyampaikan kepada Kelinci. Si Kelinci mafhum, kemudian membaginya kepada teman-teman kelasnya. Babi menanggapi dengan sinis, “Tidak, tidak ada alasan untuk membantu Ikan, mereka berbeda dengan kita; bukan bagian dari sekolah.”

Tidak ada teman yang mau membantu Kelinci, akhirnya ia inisiatif, menolong Ikan Cilik. Ia mengambil sebuah akuarium, diisi air, lalu memasukkan Ikan Cilik ke dalamnya. Keesokan harinya, Ikan Cilik itu pergi sekolah, tentunya dibantu oleh Kelinci.

Pradeeva adalah Ikan Cilik yang ia tuliskan dalam dongeng di atas. Pradeeva mengangkat persoalan pendidikan di sekitarnya. Seputar isu kemiskinan, gender, agama, dan strata sosial yang melingkupinya.

Di desa Praadeva, kalau kamu miskin, perempuan, agama minoritas, dan dari kasta terendah, maka hak-hak pendidikan tidak serta merta melekat pada dirimu. Akunya, sebagai orang yang mengalami nasib buruk tersebut. Ia menceritakan hal itu sebagai bentuk diskriminasi yang ia alami, dan banyak anak-anak perempuan sebaya lainnya mengalami hal yang sama.

Kecerdasan dan keberanian Pradeeva dalam menyuarakan ketidakadilan cukup membuat kita tercengang. Anak yang berusia 15 tahun, berimajinasi dengan cerita, membagikan kepada dunia mengenai apa yang ia alami, hingga membuat Toni Morrison—peraih nobel sastra—ikut terharu.

Kekuatan dongeng dan membaca serta keberanian anak menyampaikan persoalan yang dialaminya ternyata bisa menjadi bentuk kritik terhadap kondisi sosial yang terjadi di sekitarnya, tentu dengan metafora yang lugu.

Selamat hari buku, anak-anak.

Penulis: S. Purwanda

Terkait: AnakBukuDongengS. Purwanda

BERITA TERKAIT

Kaprodi PIAUD IAIN Parepare Apresiasi Kegiatan Evaluasi Karya Dongeng Mahasiswa Bersama Praktisi

27 Desember 2024
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) menunjukkan bahwa sekitar 18,6 persen anak Indonesia mengalami kekurangan vitamin D

Sinar Matahari Melimpah, Hampir 19 Persen Anak Indonesia Kekurangan Vitamin D

10 November 2024

Pimpinan Daerah Aisyiyah Sidrap Semarakkan HAN dengan Ragam Kegiatan

22 Juli 2024

Bantu Atasi Masalah Perempuan dan Anak, Pemkot Parepare Luncurkan Tiga Program PUSPA

27 Mei 2024

Dosen dan Mahasiswa JI IAIN Parepare Kolaborasi Ciptakan Tiga Karya

6 Desember 2023
Foto : Nilawati A. Ridha (Pemerhati Anak dan Perempuan)

Marak Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak di Parepare, Pemerhati Perempuan : Perlu Pahami Hal Ini

12 November 2023
Selanjutnya

Zainal Said Wakili Akademisi di MPDN Kota Parepare

BERITA POPULER

  • Warga Kelurahan Mappala, Kecamatan Rappocini khususnya yang berdomisili di wilayah RW 01 dan RW 02 bersama Plt RT setempat menggelar rapat dan dengar pendapat, Kamis (24/4/2025)

    Penggunaan Fasum Lapangan Dipersulit, Warga Mappala Lakukan Petisi Penolakan SK Pengurus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wabup Sidrap Rapat dengan Penyedia Jasa Bahas Soal Temuan BPK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SPMB 2025 Segera Dibuka! SMAN 5 Parepare Tawarkan Pendidikan Berkualitas dan Fasilitas Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gadis 18 Tahun Tewas di Gunung Bambapuang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sempat Dilarang, Korban Tewas di Gunung Bambapuang Tetap Nekat Mendaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bermodal Hal Ini, Bupati Target 1 Juta Ton Padi 2025 di Sidrap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beraksi di Sidrap dan Parepare Residivis Bermodal Pahat dan Mobil Rental Ditangkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Prof Baharuddin Lopa, Jaksa Pemberani Kepercayaan Gus Dur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catut Nama RS, Modus Anak Sakit Tak Punya Biaya hingga Jual Laptop, RSUD Andi Makkasau Sebut Itu Penipuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sukses Bangun Dua Kampus di Sulbar, Muhammadiyah Wacanakan Bangun PT di Majene

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Media Online Pijar News ini Telah Terverifikasi secara Administratif dan Faktual Oleh Dewan Pers

  • Tentang
  • Redaksi
  • Advertise
  • Kebijakan Privacy
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Pemberitaan
  • Perlindungan Wartawan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.