PAREPARE,PIJARNEWS.COM- Pemadaman listrik secara bergiliran yang dilakukan PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) masih berlangsung hingga saat ini.
Melalui keterangan resmi PT PLN Persero, Kamis (07/12/2023), bahwa beberapa hari terakhir hujan telah turun khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan secara berangsur berdampak positif bagi pasokan listrik.
“PT PLN (Persero) terus berjuang tanpa henti melakukan berbagai upaya memulihkan pasokan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel),” tulis Ahmad Amirul Syarif, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar dalam keterangan resmi.
Namun, PLTB Tolo (Jeneponto) dan Sidrap tidak bisa maksimal dikarenakan sangat tergantung dengan kecepatan angin, namun upaya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di aliran sungai PLTA tersebut sudah mulai menunjukan hasil yang baik.
“Beberapa hari belakangan manajemen beban berkurang bahkan sempat tidak ada. Saat ini kondisi PLTA Bakaru dan PLTA Malea sudah dapat beroperasi maksimal sehingga mampu menyumbang pasokan listrik yang cukup baik bagi sistem Kelistrikan Sulbagsel. Sementara curah hujan di seputaran Danau Poso belum rutin dan belum deras, sehingga kondisi PLTA Poso belum bisa maksimal,” jelasnya.
Tidak hanya itu akan ada tambahan pembangkit sebesar 100 Mega Watt (MW) yang ditargetkan beroperasi pada akhir Desember 2023.
“PLN juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada akhir Maret 2024,” ujarnya.
Sementara, PT PLN Persero telah menyalurkan kompensesasi secara bertahap kepada masyarakat yang terdampak pemadaman listrik.
“Kurang lebih 2,1 juta pelanggan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat daratan yang terdampak manajemen beban sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya,” tutupnya.