PINRANG, PIJARNEWS.COM – Ikatan Pelajar Mahasiswa Pattinjo (IPMP) kembali menggelar Aksi AMPUTASI (Aspirasi Masyarakat Peppangan Untuk Aliran Listrik) dengan membakar lilin sebagai bentuk duka cita atas matinya keadilan untuk rakyat di pelosok Negeri.
Aksi bakar lilin tersebut dilakukan di Depan Kantor PLN UP3 Pinrang, pada Sabtu (8/6/2024) malam kemarin. Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari aksi SABTU (Suara Bangkit Menuntut) yang setahun silam juga dilakukan IPMP. Mereka menuntut pengadaan Listrik di RK Peppangan yang hingga saat ini belum juga direalisasikan.
“Gerakan ini akan terus berlanjut, akan terus dilakukan, sampai Peppangan teraliri listrik. Jadi kita akan terus turun melakukan Aksi AMPUTASI, sampai Peppangan Terang,” jelas Sahir, Jendral Lapangan aksi tersebut dalam orasinya.
Lebih dari 33 tahun, RK Peppangan, Desa Rajang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang hidup tanpa fasilitas listrik Terhitung sejak diresmikannya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru, pada tahun 1991 silam.
RK Peppangan hanya berjarak beberapa kilometer saja dari PLTA Bakaru, yang merupakan salah satu PLTA terbesar di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
Setidaknya terdapat 40 rumah/bangunan serta 35 kepala keluarga di RK Peppangan yang hingga kini hidup tanpa listrik.
Sebelumnya, telah dilakukan penandatanaganan MOU pada Audiensi 27 Mei 2024 lalu, oleh IPMP, Kades Rajang, Camat Lembang, DPRD Kabupaten Pinrang, KPH Sawitto, dan PLN UP3 Pinrang. Selama 34 hari kerja, terhitung sejak sampainya surat dari KPH Sawitto kepada Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan tanggal 3 Juni 2024, maka dokumen terkait lahan hutan lindung sudah ada dalam waktu 34 hari. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan surat perjanjian kerjasama dan eksekusi pembangunan listrik di Peppangan.
Reporter: Rizkyanti