OPINI — Puasa merupakan salah satu ritual yang diwajibkan bagi ummat Islam pada bulan Ramadan. Pemaknaan sederhana terhadap puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa. Mulai terbit fajar hingga terbenam matahari sebagaimana yang dijelaskan pada kitab-kitab fikih klasik.
Menahan diri merupakan hal yang sejatinya tidak lepas dari keseharian manusia. Ada yang menahan diri karena sadar, ada yang menahan diri karena terpaksa, bahkan ada yang jengkel dengan menahan diri. Sebagai contoh, seorang pekerja yang harus resah ketika berhenti di lampu merah untuk menaati aturan lalu lintas, sementara itu ia sudah harus hadir di ruang kerjanya pada waktu yang sama. Pekerja tersebut menahan diri secara terpaksa karena adanya aturan yang mengikat, meskipun dorongan untuk menerobos lampu merah dan melanggar aturan tentu saja ada.
Karenanya, pemaknaan secara mendalam terhadap puasa sejatinya merupakan upaya menahan diri sekuat tenaga untuk melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak kita sukai, dan meninggalkan hal-hal yang kita sukai. Dari sini kita dapat membaca esensi puasa yang tidak mengenal batas ruang dan sekat waktu. Manusia yang mempunyai dorongan dan hasrat tak terbatas perlu berpuasa dalam arti menahan diri agar tidak menjadi budak oleh hawa nafsunya sendiri.
Mengapa harus di bulan Ramadan? Baginda Nabi Muhammad saw menegaskan bahwa sejatinya bulan Ramadan adalah sekolah bagi umat beriman untuk mempelajari dan mempraktikkan puasa selama satu bulan. Perlu diingat bahwa seruan berpuasa pada QS. 2:183 hanya ditujukan bagi mereka yang beriman, maka tujuan akhir dari puasa adalah peningkatan kualitas kesadaran ketuhanan (takwa) dalam kehidupan umat beriman. Takwalah yang kemudian menjadi bekal terbaik bagi umat (QS. 2:197) manusia untuk menghadapi 11 bulan ke depan pasca Ramadan.
Ramadan merupakan bulan yang akan menjadi media pembelajaran terbaik bagi umat beriman ketika hendak memahami lebih jauh makna puasa. Ramadan oleh sebagian pakar dimaknai sebagai pembakaran. Seorang penyair kenamaan berkebangsaan Italia, Dante Alighieri mengilustrasikan dengan apik perjalanan manusia menuju Tuhan.