PINRANG, PIJARNEWS.COM — Ribuan hektare lahan persawahan di tiga daerah terancam tidak mendapatkan pasokan air. Hal ini disebabkan jebolnya tanggul Saluran Induk Rappang BR8 di Desa Sipatuo, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang sejak Sabtu 18 November 2017.
Tanggul yang jebol tersebut sepanjang 20 meter. Luas sawah yang terancam tidak dialiri air sekitar 25.900 hektare terdiri, Kabupaten Pinrang ada sekitar 5.900 hektare di Kabupaten Pinrang, 15.000 hektare di Sidrap, dan 5.000 hektare di Wajo.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Pinrang Alimuddin Janggong, melalui Kepala Bidang Irigasi dan Rawa, Jabbar Ali As`ad membenarkan adanya kejadian tersebut. Tim dari PSDA Pinrang bersama tim Balai Besar Wilayah Suangai (BBWS) Pompengan Jeneberang telah meninjau lokasi tanggul jebol tersebut.
“Setelah mendengar kabar jebolnya tanggul Saluran Induk Rappang (BR8), kami langsung ke lokasi untuk melihat kondisinya dan segera melalukam penanganan,” jelasnya.
Lebih Lanjut Jabbar menjelaskan, dampak dari jebolnya tanggul tersebut sangat besar terutama untuk area persawahan. “Kami intens berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang untuk segera dilakukan perbaikan tanggul tersebut, karena mereka punya wewenang,” katanya.
Analisa sementara, jebolnya tanggul disebabkan curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir ini. Ia berharap agar petani di tiga desa itu tetap melakukan pengolahan sawah dan bagi yang melakukan persemaian benih tetap dilanjutkan dengan memanfaatkan air hujan sambil dilakukan perbaikan. (fzn/ris)