PINRANG, PIJARNEWS.COM – “Kami tidak tahu mau berbuat apa, karena sejak tahun 2018 Warga mendatangi kantor DPRD Pinrang untuk berdialog, 2020 warga juga melakukan aksi damai untuk berdialog dengan DPRD, namun sampai sekarang tak ada tindakan penanganan,”.
Demikian ungkapan keresahan salah seorang warga Kelurahan Teppo, Kabupaten Pinrang, Muhammad Taufik, setelah segala upaya swadaya serta koordinasi terkait abrasi sungai Saddang dengan pihak terkait telah dilakukan oleh warga, namun hasilnya masih nihil hingga saat ini.
Abrasi sungai Saddang terus terjadi dan semakin parah. Dampak dari abrasi tersebut sekira 200 hektare lebih lahan perkebunan dan persawahan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat kelurahan Teppo telah hilang.
Sementara itu, Kurang dari 250 meter lagi pemukiman warga juga akan habis jika tidak ditangani dengan cepat.
Taufik menambahkan, selain itu pihaknya juga telah melaporkan kepada kepala Lurah, akan tetapi kelurahan juga tidak memiliki daya dalam menangani abrasi.
Taufik yang juga merupakan Tokoh Pemuda ini, mengungkapkan bahwa peristiwa abrasi sungai Saddang sesungguhnya telah bermula sejak dia masih kecil.
“Sungai saddang mulai abrasi sekitar tahun 1996, karena di pinggiran sungai saddang dulunya tempat bermain mencari udang dan ikan bagi anak. Cuman diakhir tahun 2014 warga mulai mengalami keresahan tinggi karena melihat pinggiran sungai saddang yang terkadang mengalami longsor kecil-kecilan di luar dari musim hujan,” katanya.
“Apa lagi jika terjadi musim hujan air sungai saddang dapat menghilangkan tanah perkebunan dan persawahan warga sekitar 5 meter perjam,” lanjutnya.
Taufik menjelaskan bahwa hingga saat ini jika terjadi abrasi, warga hanya sekedar diam tak bisa apa-apa dan pasrah dengan apa yang terjadi.
Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa turun tangan mengatasi persoalan tersebut. “Terkait adanya abrasi ini, setidaknya ditangani secepatnya bukan sekedar janji lagi, sebelum pemukiman warga juga ikut terdampak,” harapnya.
Ditempat terpisah, Lurah Teppo, Abdullah menyebut, pihaknya sudah melakukan upaya menghadirkan langsung DPRD Pinrang juga pemerintah terkait untuk meninjau Abrasi Sungai di Kelurahan Masolo.
“Kami sudah mendatangkan ketua DPRD Pinrang, untuk kunjungan bersama dengan anggotanya dilokasi kejadian, setelah itu kami langsung ke Makassar tepatnya di Jeneberang, bagaimana supaya dikerjakan secepatnya,” katanya.
Sehingga pada diakhir April lalu, pihak balai sungai juga turun melihat kondisi.
“Untuk sementara saya masih menunggu lagi dari komisi II anggota DPRD kabupaten Pinrang, untuk melihat kondisi,” kata Abdullah.
Abdullah berharap, abrasi sungai tersebut segera ditangani, jika tidak warga semakin resah dan juga akan berdampak lebih luas.
“Saya kira kedepannya harus dikerjakan, karena jika penanganannya terlambat, maka akan lebih parah lagi, karena abrasi ini sudah sangat dekat dengan pemukiman warga,” harapnya.
Reporter: Rizkyanti