PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Ruangan Aman Perempuan Parepare (RAPER) yang merupakan lembaga semi otonom Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri (Kopri) Cabang Kota Parepare yang diusulkan, Aisyah Djauhar (Kopri PMII Parepare) dalam Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Kota Parepare, berhasil keluar sebagai juara ketiga pada bidang sosial.
Pemilihan Pemuda Pelopor sendiri merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pekan Pemuda Kota Parepare Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Parepare, 22-28 Oktober 2022.
Ica sapaan akrab Aisyah Djauhar, yang juga sebagai pengusul, menerima penghargaan itu di Kantor Wali Kota Parepare, Jl. Jend. Sudirman, Jumat (28/10/2022).
Icha mengatakan, selalu berusaha untuk konsisten dalam mengawal tujuan utama dibentuknya RAPER yakni sebagai wadah pendampingan untuk seluruh perempuan.
Lebih lanjut, Icha mengungkapkan tujuan utamanya mengikuti ajang Pemuda Pelopor itu untuk memperkenalkan RAPER kepada masyarakat.
“Semoga dari keikutsertaan saya di Pemuda Pelopor ini bisa membuat RAPER dikenal agar perempuan yang mengalami tindakan kekerasan bisa menjadikan RAPER sebagai rujukan untuk bercerita,” kata Icha, Sabtu (29/10/2022).
Sementara itu, Ketua Kopri Cabang PMII Parepare, Ismayanti mengatakan, hal tersebut merupakan langkah awal yang baik untuk memberikan semangat para tema RAPER agar tetap konsisten mengawal kasus ketidakadilan yang dialami perempuan khususnya di Kota Parepare.
“Semoga RAPER ke depannya dapat menyelesaikan segala problem penindasan yang terjadi pada perempuan, melihat maraknya sexual harassement maupun sexual violence,” ujar Isma.
Isma mengungkapkan juara 3 dibidang Pemuda Pelopor bukan tujuan utama para team RAPER. “Kita ingin menyampaikan kepada seluruh stakeholder di Kota Parepare bahwa ada Ruang Aman Perempuan Parepare yang bisa membantu mengawal masalah-masalah yang dihadapinya,” imbuhnya.
Isma juga berpesan pada generasi muda untuk aktif dibidang sosial. Kata Isma, setiap orang punya peran meningkatkan jiwa empati sesama khususnya pada perempuan. Sehingga tidak lagi saling subordinasi satu sama lain, namun saling merangkul dan saling menguatkan sesama perempuan. “Pada dasarnya kita diciptakan untuk menebar manfaat bagi umat,” ucap Isma.
Ia menambahkan, untuk setiap orang menciptakan historis kehidupan terbaik versi masing-masing dengan peduli sesama ciptaannya. “Secerdas apapun kita, sehebat apapun kita, kita tidak akan lepas dari orang lain sebagai makhluk sosial,” tutup Isma. (*)
Reporter: Wahyuddin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna