MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Pemain nasional, itulah gelar yang sempat diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sulawesi Selatan (Sulsel), Setiawan Aswad, kepada perusahaan Indosat, pemenang tender server sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2022, beberapa waktu lalu.
Namun di hari PPDB yang dimulai sejak tanggal 20 Juni lalu, sistem mengalami error dan menghambat proses penerimaan siswa di Sulsel.
Setelah beberapa hari tidak ada informasi terkait server PPDB yang down, Setiawan, akhirnya buka suara.
Setiawan menerangkan, terdapat permasalahan pada bagian teknis sistem yang mengalami down pada hari pertama dan kedua.
Itulah, kata Setiawan, menjadi penyebab errornya sistem, namun permasalahan itu telah diatasi.
“Yah Alhamdulillah, itu servernya kemarin ada persoalan di down sedikit, hari pertama itu dan kedua. Tapi sudah di atasi. Itu lalodnya submit biasa karena itu to,” ungkapnya.
Sementara itu ia juga mengungkapkan, terdapat kesalahan pada bagian teknis Application Programming Interface (API) yang menghubungkan aplikasi dengan Google Maps.
“Yang kedua ada juga persoalan kendala teknis sedikit di API antara google maps dengan aplikasi, nah disitu ada kendala sedikit,” jelasnya.
Terkait itu lanjutnya, telah dirapatkan secara bersamaan dengan pihak Indosat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel yang membahas tindak lanjut perbaikan sistem PPDB.
“Tapi kita sudah dua hari ini semenjak hari pertama kedua kita amati, kemudian kita sudah rapat dengan penyedia jasa semua, ini memperbaiki semua itu. Insya Allah, PPDB Tahapan berikutnya kita harapkan berjalan lebih baik lagi,” katanya.
Sejumlah anggota DPRD Provinsi Sulsel komisi E turut menanggapi kerancuan sistem PPDB yang dilaksanakan secara online itu dalam rapat DPRD Sulsel, pada Selasa (28/6/2022).
Anggota Komisi E DPRD Sulsel dari fraksi PKS, Ismail Bahtiar menilai, PPBD online hanya style atau gaya semata. Dia mencontohkan, di daerah pemilihannya, kabupaten Bone, PPBD berjalan lancar, itu setelah dilakukan perubahan dari online ke offline.
“Saya bilang gayanyaaji online. Karena di Bone itu tidak ada masalah, karena dikasih offline. Kenapa saya bilang online bermasalah, karena ada kompetisi bisnis di dalam. Kan duaji sebenarnya (provider) kalau bukan Telkomsel, yah Indosat. Akhirnya saya mau bilang seluruh sistem di dalam ini, mereka saling serang, ” kata Ismail
Sementara Ketua Komisi E, Rahman Pina mengungkapkan, dirinya banyak mendapat keluhan masyarakat terkait metode PPBD Online tersebut.
“Saya dikirimi pesan WhatsApp sama masyarakat. Ada yang daftar di Makassar tapi lulusnya di Palopo, ” katanya.
Rahman menerangkan, pihaknya telah mengusulkan agar seluruh kelemahan dari sistem agar segera diperbaiki.
“Tadi kan kami sudah rapat bersama dinas pendidikan, tadi saya sudah sampaikan untuk membenahi semua kelemahan-kelemahan yang sudah terjadi,” terangnya.
Reporter: Sucipto Al-Muhaimin