PINRANG, PIJARNEWS.COM – Jika berkunjung ke Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, tak lengkap rasanya jika tidak mencoba kuliner kue khas tradisional kue karasa, kue yang mirip sarang semut.
Salah satu pembuat kue Karasa yang hingga kini masih bertahan, adalah milik keluarga Nasrah Baktiar bersama Ibunya.
Nasrah mengatakan, kue kering tradisional ini sering hadir di acara adat, seperti acara perkawinan, berkunjung ke rumah sanak saudara ataupun di saat hari lebaran.
Nasrah menjelaskan pembuatan kue Karasa terbilang mudah dan unik, sebab adonan dibuat dari tepung beras, gula merah yang dimasukkan kedalam air dan kemudian diaduk merata hingga kental.
Proses selanjutnya, jika adonan tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam cetakan yang sudah di lubangi kecil-kecil kemudian digoreng.
Nah, uniknya pada saat di goreng gagang cetakan kue Karasa ini harus ditekuk sambil di putar-putar agar adonan turun merata hingga membentuk jaring yang saling bertumpuk.
Nasrah, pemilik toko kue khas tradisional ini mengatakan dalam sehari bisa memproduksi kue khas tradisional 700 hingga 1000 kue karasa.
“Biasanya 70 bungkus perhari, paling sedikit 70 bungkus. Kalau kemasan biasanya isi 10 biji harga Rp. 8 ribu, kalau kemasan modern 85gram harganya Rp. 10 ribu, ” jelasnya.
Selain itu, dia mengungkapkan ada dua jenis kemasan kue karasa yang disediakan, di antaranya kemasan biasa dan kemasan modern yang tahan hingga dalam jangka waktu yang cukup lama.
“Kalau bungkus biasa tahan sampe 3 Minggu, kalau bungkus yang modern biasanya tahan hingga 3 bulan,” terangnya.
Radia, salah seorang pembeli mengaku membeli kue karasa sebagai oleh-oleh kepada keluarganya untuk dibawakan nantinya ke Timika, Provinsi Papua.
“Ini kue karasa oleh-oleh untuk keluarga di timika,” imbuhya. (*)
Reporter: Faizal Lupphy