MAKASSAR, PIJARNEWS.COM – Menteri Pertanian Republik Indonesia Prof. Syahrul Yasin Limpo (SYL) menghadiri upacara Dies Natalis Universitas Hasanuddin ke-67 di Gedung Baruga A.P.Pettarani, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sabtu (9/9/2023).
Sebelum memalui pidato sambutannya, Mentan SYL bernyanyi lagu Tanah Air Beta, sontak para hadirin pun ikut bernyanyi bersama-sama.
Dalam pidatonya, mantan Gubernur Sulsel dua periode itu mengatakan, semua yang merasa memiliki Unhas dan tersentuh oleh Unhas hari ini adalah momentum untuk konsolidasi. Konsolidasi idealisme dan nasionalisme, termasuk konsolidasi kawasan timur Indonesia.
“Artinya mengawal Indonesia ini Unhas siapkan. Mengawal Indonesia berarti mengawal kawasan timur. Kalau begitu jangan bicara nasionalisme tanpa ada Unhas juga di dalamnya, karena kami juga berpikir untuk kepentingan bangsa dan negara,” ucap SYL diikuti tepukan hadirin.
Pada kesempatan itu, Mentan SYL bercerita tentang kekhawatiran dunia hari ini dengan adanya fenomena Elnino. “Saya bilang apapun yang terjadi tidak ada jalan mundur, don’t stop. Masa kalau ada lawan kita harus lari, yang ada itu yang bisa menaklukkan alam Cuma manusia dan ilmu manusia,” katanya.
SYL mengungkapkan, menurutnya orang Bugis Makassar memiliki tiga ilmu. “Pertama ilmu Yahudi, firm (tegas), akademik, intelektual, selalu dengan sainstifik. Kedua ilmu alam, baru lihat awan dia sudah mengatakan sebentar ada hujan jangan mi takut. Yang ketiga, awan dikasih pindah-pindah, kalau ada mau pesta di sini dia kasih pindah awannya ke sana,” ucap SYL sambil tertawa.
SYL mengatakan, kalau Unhas mau baik memang persatuan, sesuai tagline “Unhasku Kuat, Unhasku Bersatu”. “Kalau diikat dengan moralitas kebersamaan, demi rakyat, demi bangsa demi negara, maka semua bisa diselesaikan dan ini penting,” ujar SYL.
Terakhir, kata dia, Unhas bisa baik kalau melahirkan empat hal yang selama ini terjaga dengan cukup baik. “Pertama, orang Unhas itu selain berilmu agamanya pasti bagus. Indonesia butuh itu kalau agama baik, apalagi kalau mau jadi pejabat. Yang kedua, orang Sulsel itu mengajarkan ilmu dan kecerdasan. Ketiga, orang yang selalu taat pada asas-asas, terutama asas kebersamaan. Keempat dan diajarkan di sini adalah budaya. Kultur kita itu selalu mengajarkan “Sipatuo Sipatokkong, Mallillu Siparabbe” saling menasehati pada kebaikan dan menjaga, oleh karena itu, jaga ka na ku jaga tongko tapi sesuai dengan tuntunan agama dan aturan-aturan hukum,” jelasnya.
Hadir Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid yang membawakan orasi ilmiah, Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas Prof. Andi Alimuddin Unde, Ketua Senat Akademik Prof. Baharuddin Thalib, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos., M.Tr (Han), Kejati Sulsel Leonard Eben Ezer Simanjuntak, para rektor Unhas pada masanya yang hadir. (*)
Reporter : Wahyuddin