PINRANG, PIJARNEWS.COM–Hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan, dampaknya dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang. Desa yang secara geografis sebagian kawasan administrasinya berada di sepanjang laut selat Makassar.
Dampak banjir ROB terjadi yang menyebabkan sejumlah kerugian materil oleh masyarakat yang terdampak. Menurut dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Ir. Fatriady MR, ST., MT., IPM., ASEAN.Eng bahwa kondisi ini tidak bisa dihindari sebab fenomena alam yang terjadi berupa naiknya muka air melebihi permukaan di sekitar pantai.
Namun, permasalahan ini bisa teratasi secara struktural dan non struktural. “Teknis pengaman pantai bisa menjadi solusi untuk menghindari banjir ROB, tapi perlu kajian yang melibatkan semua stakeholder daerah,” katanya kepada Pijarnews.com, Rabu (28/12/2022).
Demikian juga dengan terjadinya banjir hingga hari ini akibat luapan anak Sungai Saddang yaitu Sungai Kariango yang membentang di kawasan Kecamatan Suppa hingga ke muara. Yang disayangkan bahwa musibah ini terjadi berulang kali. “Tentu kondisi ini harus menjadi perhatian besar oleh segenap pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan Balai Besar Sungai Pompengan Jeneberang,” paparnya.
Sungai Saddang dengan aliran airnya yang selama ini dimanfaatkan untuk pertanian dan sumber daya air Kabupaten Pinrang. Justru berulang kali menjadi musibah hingga memutus roda aktivitas masyarakat, yang bahkam mengamcam keselamatan warga.
“Secara teknis, sungai adalah saluran utama dari hulu hingga ke muara untuk mendistribusikan kelebihan air permukaan ke Outlet Laut. Rehabilitasi DAS harus rutin dilaksanakan untuk mendukung debit muatan sungai dan bisa berfungsi maksimal hingga ke muara,” kata pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Sulsel ini.
Suppa sebagai kawasan unggulan pertanian, perikanan hingga industri harus memperoleh perhatian pemerintah dalam hal insfrastruktur berkelanjutan dan lebih baik. Termasuk pemberdayaan ruang kepada sejumlah industri yang memanfaatkan wilayah atau sember daya lokal.
Secara non teknis, penyampaian peringatan kepada masyarakat tentang perkiraan cuaca oleh BMKG bisa dimaksimalkan sampai ke seluruh masyarakat untuk mendukung teknis mitigasi yang tentu perlu ditingkatkan pula.
Dia berharap, semoga masyarakat Suppa tetap kuat dan bersabar. Fenomena alam ini segera berakhir untuk kembali beraktivitas lancar. Serta semoga pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga balai sungai bisa memberi solusi teknis untuk permasalahan masyarakat ini. “Suppa Tanah Dewata, selalu produktif untuk masyarakat dan Kabupaten Pinrang,” tuntasnya. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna