PAREPARE, PIJARNEWS.COM-Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan kemitraan yang digelar di Desa Maritengngae, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Kegiatan yang berlangsung di awal September ini mengusung tema “Mandiri Pangan dari Pekarangan: Pemberdayaan TP PKK Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang Melalui Teknologi Aquaponik dan Microgreens untuk Meningkatkan Sadar Pangan Bergizi.”
Program ini merupakan bagian dari skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh tim dosen Universitas Muhammadiyah Parepare yang terdiri dari Irninthya Nanda Pratami Irwan, SE., M.Agr., Nurul Mutmainnah, S.Pi., M.Si., dan Sukmawati Thasim, S.Gz., M.Kes. Sasaran kegiatan adalah anggota Tim Penggerak PKK Desa Maritengngae yang menjadi mitra utama dalam upaya meningkatkan kesadaran pangan bergizi sekaligus menciptakan kemandirian pangan dari pekarangan rumah.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat diperkenalkan pada sistem aquaponik sebagai teknologi terpadu yang menggabungkan budidaya ikan dengan penanaman tanaman tanpa tanah. Sistem ini memanfaatkan limbah organik dari ikan sebagai pupuk alami bagi tanaman, sementara tanaman berfungsi menyaring air sehingga kualitas air bagi ikan tetap terjaga. Implementasi teknologi ini di Desa Maritengngae difokuskan pada budidaya ikan nila dan penanaman microgreens. Ikan nila dipilih karena memiliki daya adaptasi tinggi, pertumbuhan cepat, serta menjadi sumber protein hewani yang digemari masyarakat. Kolam ikan dilengkapi dengan instalasi pipa dan pompa sederhana untuk mengalirkan air ke media tanam sehingga terjadi sirkulasi yang terus-menerus. Limbah kotoran ikan yang kaya nutrisi dimanfaatkan sebagai sumber pupuk cair alami bagi tanaman.
Sementara itu, penanaman microgreens dilakukan dengan memanfaatkan media sederhana seperti rockwool yang dialiri air sirkulasi dari kolam ikan. Microgreens merupakan sayuran mini yang dipanen pada usia tujuh hingga empat belas hari setelah tanam. Salah satu jenis tanaman yang menjadi contoh adalah Red Radish. Tanaman ini kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan sehingga dapat menjadi sumber pangan bergizi yang cepat tersedia bagi keluarga. Dengan penerapan teknologi ini, masyarakat dapat memperoleh dua sumber pangan sekaligus, yakni ikan nila sebagai protein hewani dan microgreens sebagai sayuran bergizi.

Melalui program ini, Tim Penggerak PKK Desa Maritengngae diharapkan mampu mengembangkan sistem pangan mandiri berbasis pekarangan rumah, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan bergizi, serta menjadi teladan dalam pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Ketua Tim Pelaksana, Irninthya Nanda Pratami Irwan, SE., M.Agr., program ini bukan hanya sekadar pelatihan, melainkan sebuah gerakan menuju kemandirian pangan berkelanjutan. Ia berharap teknologi aquaponik dan microgreens dapat terus dikembangkan oleh masyarakat, bahkan berpotensi menjadi peluang usaha baru bagi ibu-ibu PKK.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Maritengngae, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia menilai bahwa pelatihan aquaponik dan microgreens memberikan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat bagi ibu-ibu PKK.
“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya pendampingan dari UMPAR. Teknologi ini mudah dipahami, bisa langsung dipraktikkan di pekarangan rumah, dan hasilnya bisa menambah gizi keluarga. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan sehingga ibu-ibu PKK bisa semakin mandiri sekaligus berkontribusi dalam menciptakan keluarga yang sehat,” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan lanjutan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperkenalkan Teknologi Aquaponik dan Microgreens. (*)

















