PINRANG, PIJARNEWS.COM– Universitas Hasanuddin berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Parepare melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PkM) di Kelurahan Watang Suppa, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.
Program ini merupakan bagian dari skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025 yang mengusung tema “Implementasi Teknologi Pemantauan Lingkungan Perairan pada Budidaya Rumput Laut Bertenaga Surya untuk Optimalisasi Produktivitas Kelompok Nelayan Masempo Dalle Kabupaten Pinrang”.
Tim dosen pelaksana terdiri dari Prof. Dr.Eng. Ir. Intan Sari Areni, ST., MT., IPU. (Universitas Hasanuddin – Teknik Elektro), Ashadi Amir, ST., MT. (Universitas Muhammadiyah Parepare – Teknik Elektro) dan Ir. Nur An-Nisa Putry Mangarengi, ST., M.Sc. (Universitas Hasanuddin – Teknik Lingkungan). Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat nelayan melalui penerapan teknologi inovatif dalam budidaya rumput laut, dengan fokus pada pemantauan kualitas lingkungan perairan secara real-time dan berkelanjutan.

Sistem yang diperkenalkan dalam kegiatan ini merupakan perangkat pemantauan berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengukur parameter lingkungan perairan, meliputi suhu air, salinitas, dan pH. Data yang diperoleh dikirim secara otomatis dan dapat diakses secara langsung untuk mendukung pengambilan keputusan oleh nelayan. Teknologi ini dirancang ramah lingkungan, hemat biaya operasional, serta dapat digunakan secara berkesinambungan. Uji coba sistem dilakukan secara bertahap pada lahan budidaya rumput laut untuk memastikan kelayakan dan akurasi pengukuran di lapangan.

Ketua Tim, Prof. Dr.Eng. Ir. Intan Sari Areni, menjelaskan bahwa penerapan teknologi ini diharapkan menjadi solusi praktis bagi nelayan dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan perairan.
“Kami berharap teknologi ini bisa menjadi solusi nyata bagi nelayan untuk memantau kondisi perairan secara lebih mudah, cepat, dan akurat. Dengan begitu, potensi kerugian akibat perubahan lingkungan dapat diminimalisir dan produktivitas rumput laut dapat ditingkatkan,” ujarnya.
Sementara, salah seorang nelayan kelompok Masempo Dalle, Syarifuddin, menyatakan antusiasmenya terhadap program tersebut. Ia menilai teknologi ini akan membantu nelayan mengambil keputusan yang lebih tepat dalam mengelola budidaya.
“Selama ini kami hanya mengandalkan pengalaman dan perkiraan dalam melihat kondisi laut. Dengan adanya alat pemantauan ini, kami bisa lebih yakin kapan waktu terbaik untuk budidaya, semoga hasil panen rumput laut bisa lebih baik,” katanya.
Melalui kegiatan ini, Universitas Hasanuddin dan Universitas Muhammadiyah Parepare menegaskan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat pesisir melalui inovasi teknologi yang aplikatif, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan nelayan setempat.(*)


















