MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Pakar dan pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel) di Pilkada serentak tahun 2024 ini tidak memiliki figur yang sangat menonjol.
“Berbeda di tahun 2018 itu ada sosok Nurdin Abdullah yang sangat populer,” kata Ali Armunanto kepada Pijarnews.com, Kamis (19/4/2024) malam.
Menurutnya, di 2024 ini tokoh-tokoh yang digadang-gadang maju seperti, Rusdi Masse, Danny Pomanto (Wali Kota Makassar), Adnan Purichta Ichsan (Bupati Gowa), Ilham Arief Sirajuddin (Mantan Wali Kota Makassar, dan Andi Sudirman Sulaiman (incumbent) semuanya memiliki kekuatan yang perbedaannya tipis.
Untuk itu, kata Ali Armunanto, yang akan menentukan nantinya adalah strategi pemilihan pasangan calon (wakil gubernur).
Lanjutnya, melihat skenario itu, kata Akademisi Departemen Ilmu Politik Unhas itu, ia menilai posisi NasDem sebagai partai pemenang Pileg (DPRD Sulsel) 2024 ini yang paling diuntungkan, karena tidak perlu berkoalisi untuk mengusung calon gubernur (Cagub).
“NasDem itu yang paling diuntungkan, karena dia tidak perlu berkoalisi. Dan banyak diburu oleh calon-calon lainnya. Skenarionya bisa berkembang, apakah diartikan mengusung kader internalnya maju 01 atau mengambil tokoh lain,” jelasnya.
“Begitu pun Golkar dan Gerindra dengan perolehan 14 dan 13 kursi di Pileg hanya membutuhkan koalisi kecil untuk mengusung calonnya sendiri,” katanya.
Menurutnya, kedua partai itu juga banyak dilirik oleh calon-calon lainnya dari non-partai atau calon dari partai kecil (minim suara di Pileg).
Namun, kata dia, tokoh-tokoh dari kedua partai itu Taufan Pawe dan Nurdin Halid (Golkar) serta Iwan Darmawan Aras (Gerindra) tidak cukup populer. Tidak bisa diselevelkan dengan Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Danny Pomanto (DP), Andi Sudirman Sulaiman (ASS) dan Rusdi Masse (RMS).
PDIP dinilainya tidak kekurangan figur, di situ salah satunya ada Danny Pomanto, tapi masalahnya kursi yang diperoleh di Pileg hanya 6 terlalu kecil, masih butuh tambahan 12 kursi untuk mengusung calon. Sehingga, akan jadi tantangan tersendiri untuk mencari koalisi.
“Tentu akan sangat sulit jika PDIP ngotot 01 tapi mau partner sama NasDem, Golkar, atau pun Gerindra,” ujarnya.
Kemungkinan, kata dia, jika PDIP ingin mengusung maka harus ke PKB, PPP, PKS, atau pun partai lainnya yang kira-kira posisi bergemingnya setara, sehingga mereka bisa mengajukan 01 dengan lebih leluasa.
Dia menilai, NasDem partai yang paling leluasa dan bisa mengendalikan dengan posisinya sebagai pemenang Pileg bisa mengusung calon sendiri. Terlebih, kata dia, NasDem memiliki banyak tokoh-tokoh yang bisa diusung. Jika pun mengincar kursi 02 disitu ada nama-nama seperti, Syahruddin Alrif, Fatmawati Rusdi, Andi Rachmatika Dewi, Arham Basming Mattayang. (*)
Reporter: Wahyuddin