OPINI, PIJARNEWS.COM — Ramadan adalah bulan yang dinanti dan dirindukan oleh setiap mukmin. Bulan yang diistimewakan bagi pemeluk Agama Islam dan sebagai bulan penghulu sayyidussyuhur diantara semua bulan selama setahun. Di bulan ramadan, volume kegiatan ibadah akan meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Di bulan ramadan, ummat Islam akan memenuhi tempat-tempat ibadah seperti masjid, musalah untuk beribadah dan mendengar tausiyah dan kultum. Pesertanya pun akan lebih banyak dibanding dengan kegiatan yang sama sebelum ramadan.
Ini adalah sebuah momentum untuk membina ukhuwah dan silaturrahim sesama muslim dan meningkatkan amal ibadah dalam rangka taqarrub illaallah (mendekatkan diri kepada Allah) dengan melaksanakan salat lima waktu berjamaah di masjid dan memperbanyak salat sunnah qabliyah dan ba’diyah, berdzikir dan membaca ayat suci Al Qur’an, dan salat malam.
Pemaknaan literasi menurut National Institutefor Literacy (NIFL) : “Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan keluarga dan masyarakat.”
Jadi bulan Ramadhan menjadi momentum bagi Ummat Islam dan setiap muslim dengan mengapresiasi dan menghimpun pengetahuan sebagaimana wahyu yang disampaikan dalam(QS Al-Alaq [96]:1-5) Iqra’: Bacalah, ini menjadi perintah pertama yang ditujukan kepada Nabi, meskipun beliau seorang Ummi (tidak pandai membaca dan menulis) Iqra’ diambil dari akar kata yang berarti menghimpun, “menghimpun” melahirkan aneka ragam makna seperti menyampaikan, menelaah mendalami, meneliti, dan membaca (Quraish Shihab dalam wawasan Al Qur’an: 2001), anjuran iqra’ berimplikasi pada semangat literasi yang tampak dalam menyambut bulan ramadan. Para ustadz/pendidik akan banyak mengupgrade pengetahuan mereka untuk mengisi aktifitas ramadan.
Literasi Alqur’an adalah bagian penting di bulan ramadan untuk dibaca direnungkan dan dipahami makna perintah dan larangan-Nya dan kemudian diamalkan dan hal ini sudah dijanjikan oleh Allh SWT. Dengan firmannya “. . .maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaha: 123), dan Allah telah mengancam dan barang siapa yang memalingkan diri dari-Nya dengan firman-Nya. “Barang siapa yang berpaling dari Al Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat.” (Thaha: 100), jadi membangun dan mendekatkan diri kepada Allah adalah sebuah keniscayaan bagi ummat yang peduli pentingnya ilmu pengetahuan dan keberagamaan.
Sisi lain dari kegiatan literasi Ramadan akan tampak di perpustakaan Perguruan Tinggi, lembaga yang dikenal sebagai penggerak literasi, sebagai jantung perguruan tinggi, sebagai Agent of change, dan sebagai agent of knowledge para pemburu ilmu dan pencari informasi yang dikenal sebagai pemustaka (pengguna perpustakaan).
Pemustaka akan bertandan dan menelusuri setiap etalase, setiap jajaran koleksi yang mengiming imingi pengetahuan baru dan akan hadir dalam realitas wawasan dan pengetahuan bagi pemustaka. Para pengelola Perpustakaan dan Pustakawan, menurut UU No 43 tahun 2007.
“Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan dan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustkaan.”
Mereka siap memberi jawaban tentang segala pencarian informasi koleksi perpustakaan, dan para pemustaka akan dengan senang hati menikmati waktu demi waktu di ruangan perpustakaan dengan kesejukan ruangan, keramahan pengelola dan jajaran buku dengan aneka disiplin dan subyek keilmuan yang siap membasahi kerongkongan bagi yang haus akan ilmu pengetahuan.
Dalam menjalankan fungsi riset, perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan skunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan pengkajian ilmu pengetahuan dan menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang, Sulistyo Basuki (1991).
Sebagai pionir budaya baca perpustakaan menyiapkan referensi yang menjadi kebutuhan para pembaca. Volume menggunakan buku-buku yang bertajuk ilmu agama, pendalaman materi agama dan wawasan keagamaan akan meningkatkan statistik penggunaan referensi yang bertajuk islam, salat, puasa, ceramah ramadan, amal kebajikan, hikmah puasa ramadan. Selain itu, masih banyak lagi subyek dan judul yang akan selalu memenuhi keinginan setiap pembaca buku itu dengan prinsip every book his reader. (*)