PINRANG, PIJARNEWS.COM – Momen perayaan hari besar seperti saat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah kali ini, ragam makanan tersaji, namun di Sulawesi Selatan misalnya makanan khas tradisional Burasa atau buras seolah menjadi menu wajib. Sebab lebaran seolah tak lengkap tanpa makanan khas berbalut daun pisang itu.
Seperti di kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan misalnya, selain menyediakan beragam hidangan terbaik untuk menjamu tamu berupa kue nastar, kacang sembunyi, tara-tara, kacang telur, tape beras ketan, nasu palekko, dan lainnya, namun menu utama tetap saja Burasa’.
Biasanya, kegiatan Ma’Burasa atau membuat Burasa’ dilakukan oleh masyarakat tepat satu hari menjelang hari raya idul Fitri.
Konon, dulunya Burasa’ menjadi bekal untuk masyarakat Bugis yang akan melakukan perjalanan jauh seperti merantau maupun melaut. Burasa’ memiliki rasa yang gurih sehingga bisa di nikmati walaupun tanpa lauk, selain itu juga bisa bertahan hingga beberapa hari.
Saking spesialnya Burasa’ dan Ma’Burasa di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya bagi masyarakat Pinrang, ada slogan para perantau bugis yang berbunyi sejauh manapun hidup dirantau, jika lebaran akan tiba maka “Pulanglah Massio (mengikat) Burasa,”
Demikianlah analogi istimewanya Ma’Burasa sebuah kegiatan membuat Burasa’ beramai-ramai bersama keluarga maupun tetangga bagi masyarakat di kabupaten Pinrang menjelang lebaran.
Proses pembuatan Burasa’ cukup sederhana, rasanya yang gurih dan tahan lama membuat Burasa’ menduduki posisi istimewa di hati masyarakat Bugis Sulawesi Selatan.
Untuk bahan Burasa’ yaitu beras dan santan dimasak dengan tambahan garam secukupnya. Setelah santan meresap dalam beras kemudian di bungkus dengan dua lapis daun pisang muda yang sudah dijemur dan dipotong. Setelah di bungkus kemudian 2 sampai 3 bungkus burasa di ikat sedemikian rupa menjadi satu ikatan dengan tali rapiah atau rumpu jepang.
Setelah semua Burasa’ di ikat dengan tali rapia, kemudian Burasa’ di rebus dengan air menggunakan dapo’/tungku ataupun kompor selama beberapa jam hingga matang dan siap di santap dengan hidangan lainnya.
Reporter: Rizkyanti