JAKARTA, PIJARNEWSS.COM–Jenazah wartawan senior sekaligus dunia perfilman Indonesia, Salim Said dimakamkan siang ini di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Ahad (19/5/2024).
Tenda berwarna putih telah terpasang di sekitar area pemakaman bernomor BLAD 20 TPU Tanah Kusir. Liang lahat untuk jenazah Salim Said terlihat juga telah disiapkan.
Menurut keterangan petugas kebersihan TPU Tanah Kusir TPU bernama Sandi, nantinya jenazah Salim Said bakal dimakamkan satu liang lahat dengan jenazah ibunya Ayu Salmah Said.
“Nanti dimakamkan satu liang lahat dengan ibunya almarhumah Ayu Salmah Said,” kata Sandi dikutip Tribunnews.com.
Salim Said meninggal dunia setelah sempat dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Sabtu (18/5/2024) pukul 19.33 WIB.
Sebelum dikebumikan, Salim Said bakal dibawa terlebih dahulu ke Masjid Al Akhbar, Jalan Majalah Griya Wartawan, Jatinegara, Jakarta Timur untuk disalatkan.
Kabar meninggalnya Salim Said dikonfirmasi oleh istrinya, Herawaty, dalam pesan singkat yang diterima sejumlah wartawan di Jakarta, Sabtu 18 Mei 2024.
Jenazah Salim disemayamkan di rumah duka di Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks Wartawan PWI, Cipinang, Jakarta Timur.
Dikutip dari Tempo.co, Salim Said tutup usia pada umur 80 tahun. Ia merupakan akademikus yang lahir pada 10 November 1943 di Amparita, sebuah wilayah yang pada masa Hindia Belanda merupakan bagian dari Afdeling Parepare (saat ini menjadi bagian Kabupaten Sidenreng Rappang), Sulawesi Selatan. Ia merupakan putra sulung dari Haji Said dan Hajjah Salmah. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Parepare dan menamatkan SMA di Surakarta, Jawa Tengah.
Salim menempuh pendidikan di beberapa lembaga pendidikan. Salim mengawali pendidikan tinggi di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964-1965). Ia kemudian kuliah S1 di Fakultas Psikologi UI (1966-1967). Namun, Salim tak menyelesaikan studinya itu. Ia memilih melanjutkan studi S1 di Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, Jakarta (1976).
Salim melanjutkan S2 di jurusan Hubungan Internasional Ohio University, Amerika Serikat (1980). Setelah itu, Salim kuliah lagi S2 di jurusan Ilmu Politik Ohio State University, Amerika Serikat (1983). Lalu, Salim melanjutkan S3 di jurusan Ilmu Politik Ohio State University, Amerika Serikat (1985).
Salim memulai kariernya di bidang jurnalistik sebagai redaktur di beberapa media, seperti Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan wartawan majalah Tempo (1971-1987). Selain itu, Salim juga aktif mengajar di Sekolah Ilmu Sosial Jakarta.
Salim juga pernah menjadi anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta. Ia kerap berdiskusi mengenai film, sejarah, sosial, dan politik.
Karya Salim banyak dimuat diberbagai publikasi seperti Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, dan Budaya Jaya. Karyanya yang terkenal dalam dunia perfilman adalah buku berjudul Profil Dunia Perfilman Indonesia (1982), yang kerap menjadi rujukan dalam studi film di Indonesia.
Masih banyak beberapa karya yang dihasilkan Salim. Di antaranya, Dari Festival ke Festival: Film-film Manca Negara dalam Pembicaraan, Militer Indonesia dalam Politik, Tumbuh dan Tumbangnya Dwifungsi: Perkembangan Pemikiran Politik Militer Indonesia, 1958-2000, dan Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian. (*)
Sumber: Tribunnews.com dan Tempo.co