PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare malaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 12 Rabiul Awwal 1444 H, di Auditorium IAIN Parepare, Selasa (18/11/2022).
Mengangkat tema “Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Menjunjung Tinggi Nilai dan Martabat Kemanusiaan” dengan menghadirkan Syekh Sayyid A. Rahim Assegaf (Puang Makka) sebagai pembawa hikmah maulid.
Hadir rektor IAIN Parepare, Dr. K. Hannani, M. Ag, Kepala Biro AUAK IAIN Parepare yang baru dilantik oleh Kemenag RI, Dr. H. Muhdin, M. Pd. I, para wakil rektor, unsur civitas akademika dosen dan mahasiswa serta tamu undangan lebih dari 1. 000 orang yang memadati auditorium IAIN Parepare. Hannani dalam sambutannya mengatakan, kegiatan maulid ini adalah bagian dari implementasi visi dan misi IAIN Parepare yakni, Akulturasi Budaya dan Islam.
“Sesungguhnya ketika kita melakukan maulid ini kita telah mengimplementasikan visi misi IAIN Parepare yang selama ini selalu kita gaungkan,” kata Hannani.
Lebih lanjut, kata Hannani, mudah-mudahan dari peringatan maulid ini kita termasuk kedalam hamba-hamba Allah SWT yang mencinta Nabi Muhammad SAW.
Puang Makka dalam penyampaian mengatakan, tanda cinta kita kepada Rasulullah SAW ketika membaca atau mendengarkan sholawat maka teduh dan tenang hati kita.
“Kriteria cinta kita kepada Rasulullah SAW adalah kita ikuti apa yang baginda Rasullullah senangi dan sayangi. Dua diantaranya, yakni sayang kepada Ahlul Bait dan ulamanya, kalau kita sayang Rasullullah ikuti itu,” kata Mustasyar PB NU itu.
Puang Makka juga menyampaikan beberapa pesan agama dalam acara itu di antaranya mengajar dengan ketulusan hati. “Bapak/ibu dosen mengajarlah dengan ketulusan dan doakan mahasiswa-mahasiswimu supaya ilmunya berkah dan berkah logikanya,” katanya.
Menanggapi isu soal maraknya pertentangan tentang pelaksanaan maulid di kalangan umat Islam. Puang Makka mengatakan, selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits silakan dilakukan sebab itu adalah syiar.
“Bicara syiar jangan bicara dalil, karena bicara syiar itu tidak konstan dia bergerak terus. Sesuai tempat dan waktunya,” jelasnya.
Puang Makka mencontohkannya dengan pelaksanaan salat lima waktu.
“Salat 5 waktu itu wajib, berjamaahnya wajib, tetapi menggunakan karpet itu syiar. Karpetnya yang syiar tetapi syariatnya yang berjamaah,” ujar Puang Makka.
“Enak sekali agama ini, kalau kita cerdas membaca bahas agama ini. Jadi jangan dimasukkan urusan syariat dipakai ke urusan syiar,” ungkap Puang Makka. (*)
Reporter: Wahyuddin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna