PAREPARE, PIJARNEWS.COM – Film dokumenter berjudul “Dirty Vote” viral. Film tersebut bercerita tentang sebuah desain kecurangan Pemilu. Film itu diperankan tiga dosen ahli Hukum Tata Negara, masing-masing Bivitri Susanti, Feri Amsari dan Zainal Arifin Muchtar.
Film yang tayang perdana, Ahad (11/2/2024) jam 11.11. menuai beragam tanggapan dan pandangan. Salah satunya dari pengamat Hukum Tata Negara yang juga akademisi IAIN Parepare Rusdianto Sudirman.
Menurutnya film dokumenter Dirty Vote adalah sebuah upaya 3 akademisi Hukum Tata Negara untuk mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan keilmuan mereka.
“Film tersebut dikemas dengan beberapa pendekatan teori dan data empiris yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik. Jadi kalau ada pihak yang merasa dirugikan sebaiknya membantah dengan teori dan data pula,” tandasnya.
Menurut Rusdianto upaya akademisi dalam film tersebut lebih terhormat dibandingkan dengan petisi yang dibuat oleh beberapa kampus yang kesannya justru jadi tim hore capres tertentu.
“Karena sejatinya jika akademisi ingin menyelamatkan demokrasi maka harus melalui cara yang di atur dalam UU yaitu melalui Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” ujarnya.
Rusdianto mengatakan, data dalam film dirty vote merupakan hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh para akademisi yang terlibat dalam film tersebut. “Jadi sudah sesuai dengan kaidah akademik yang di jamin dalam UU Perguruan Tinggi,” tegasnya.
“Semoga film dirty vote ini bisa menjadi upaya pencerahan pemilih sebelum pelaksanaan pemilu 2024 tanggal 14 februari nanti,” ujarnya.
Sementara, film itu disutradarai oleh Dandy Laksono dengan durasi selama 1 jam 57 menit 22 detik atau hampir 2 jam lamanya. Film ini telah ditonton 2 juta lebih hanya dalam beberapa jam.
Dalam film itu ketiga ahli Hukum Tata Negara itu memaparkan desain Pemilu yang diduga untuk memuluskan jalan dan kepentingan kelompok tertentu.(why)