SIDRAP, PIJARNEWS.COM – Hujan deras yang mengguyur Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Jumat (26/9/2025) pagi, menyisakan duka bagi ratusan keluarga. Sebanyak 1.414 jiwa dari tujuh dusun kini hidup dalam keterisolasian setelah tanah longsor menutup akses jalan dan memutus hubungan antarwilayah.
Suasana pascalongsor terasa mencekam. Jalan desa sepanjang empat kilometer porak poranda, tertutup lumpur dan material longsoran di 19 titik. Beberapa ruas bahkan benar-benar terputus, membuat warga di dusun terjebak tanpa bisa keluar.
“Kondisinya parah. Delapan dusun terisolasi total, akses tidak bisa dilalui kendaraan. Warga bergotong royong pakai alat seadanya, tapi tidak cukup,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sidrap, Suardi Hasnawi, usai meninjau lokasi.
Dusun yang terisolasi yaitu Dusun 2 Leppangeng (184 jiwa), Dusun 4 Galung (206 jiwa), Dusun 3 Walawala (330 jiwa), Dusun 5 Lengke (260 jiwa), Dusun 6 Tosemang (167 jiwa), Dusun 7 Lumpingan (116 jiwa), dan Dusun 8 Rante Siwa (151 jiwa).

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, dampak longsor begitu terasa. Warga harus berjuang keras membuka jalan dengan cangkul dan parang, sementara kebutuhan harian mulai sulit dipenuhi. “Yang paling mendesak sekarang itu ekskavator. Kalau alat berat datang, akses bisa lebih cepat terbuka,” harap warga setempat.
BPBD Sidrap bersama aparat desa, Babinsa, dan relawan sudah melakukan asesmen serta dokumentasi. Namun keterbatasan medan dan banyaknya titik longsor membuat penanganan tak bisa segera dilakukan. Harapan warga kini tertuju pada pemerintah daerah agar segera menurunkan alat berat dan membuka blokade jalan penghubung. (*)

















