SIDRAP, PIJARNEWS. COM– PERUM BULOG memperkuat ketahanan pangan dengan melakukan penyerapan gabah melalui Program Mitra Tani di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Program ini melibatkan kemitraan antara Bulog dengan petani lokal untuk memastikan pasokan pangan yang stabil.
Pada panen kali ini, dilakukan di lahan seluas 655 hektar di Desa Passeno, Kabupaten Sidrap, menjadi bagian dari proyek kemitraan yang strategis.
Panen tersebut dihadiri langsung Wakil Direktur Perum BULOG, Mayjen TNI (Purn) Dr. Marga Taufiq, S.H., M.H., Pimpinan Wilayah Sulselbar, Bapak Akhmad Kholisun, serta Pejabat Bupati Sidrap beserta jajaran Forkopimda.
Dalam sambutannya, Marga Taufiq menyatakan bahwa keberhasilan panen ini menunjukkan kehadiran Bulog di tengah perubahan iklim yang signifikan. Melalui Program Mitra Tani, Bulog menjalin kolaborasi dengan perusahaan, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Program ini bertujuan memperkuat rantai pasokan, memberikan pendampingan dalam praktik pertanian yang baik, serta mendorong metode pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Menanggapi tantangan ketahanan pangan, Perum Bulog terus memperluas Program Mitra Tani untuk mendukung petani di Sulawesi Selatan.
Inisiatif ini berfokus pada penyediaan akses terhadap pupuk, benih, dan pembiayaan produksi, memastikan keberlanjutan usaha tani.
Akhmad Kholisun, Pimpinan Wilayah Sulselbar, menambahkan bahwa Bulog memiliki tugas untuk menjamin ketersediaan pangan, terutama beras, melalui berbagai mekanisme, termasuk operasi pasar (SPHP).
Di sisi lain, Program Mitra Tani juga dirancang untuk mempererat hubungan antara Bulog dan petani.
Saat ini, pilot project program ini telah mencakup lahan seluas 1.200 hektar di Kabupaten Sidrap, Pinrang, Soppeng, dan Kota Palopo.
Ke depan, Program Mitra Tani akan menggandeng berbagai stakeholder, termasuk TNI-AD, dalam rangka memperkuat cadangan pangan nasional dan meningkatkan motivasi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
Selain bantuan finansial, program ini juga menyediakan bantuan agronomi yang komprehensif untuk memastikan ketahanan jangka panjang sektor pertanian. (*)