SURABAYA, PIJARNEWS.COM—Dalam rangka memperingati 24 tahun kiprah berkesenian, UKM Teater Satria Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mempersembahkan Pentas Periode 2025 dengan judul “TESSARIUM: Ketika Senja Merobek Topeng Kita”. Kegiatan ini akan digelar pada Sabtu (21/6/2025) pukul 18.00 WIB di lingkungan kampus UM Surabaya, dan terbuka untu kumum.
Disutradarai oleh Angklung, pementasan ini merupakan karya kolektif multidisipliner yang menggabungkan unsur teater, musik, tari, sastra, dan seni visual dalam satu pertunjukan puitik-filosofis. “Tessarium” secara simbolik menjadi ruang kontemplatif dan reflektif tentang manusia dan peradaban—tentang luka, topeng, perubahan, dan harapan.
24 Tahun Menghidupi Napas Budaya Nusantara
Sejak berdiri pada awal milenium ketiga, UKM Teater Satria telah mengabdikan diri sebagai ruang kreatif dan intelektual dalam merawat serta melestarikan budaya Nusantara, khususnya kearifan lokal Jawa Timur. Dalam lintasan sejarahnya, berbagai pertunjukan telah mengangkat kekayaan budaya seperti:
- Legenda Reog Ponorogo dan Kuda Lumping dalam bentuk drama tari yang sarat ritual dan simbolis memagis.
- Lakon “Surabaya Membara”sebagai bentuk teater dokumenter yang menghidupkan kembali narasi perjuangan rakyat.
- Pembacaan puisi berbahasa Madura dan Osing dalam festival sastra kampus.
- Eksplorasi musik tradisi seperti gamelan laras pelog dan slendro dalam komposisi kontemporer.
- Pementasan lakon “Sawunggaling” dan “Damarwulan” yang mengejawantahkan nilai kepahlawanan lokal ke dalam konteks modern.
- Pertunjukan kolosal “Gandrung Kampus” yang mengangkat tari Gandrung Banyuwangi sebagai kritik atas eksploitasi alam.

Karya-karya tersebut tidak hanyameneguh kanposisi Teater Satria sebagai pelestari budaya, tetapi juga sebagai interpreter zaman yang mampu membingkai ulang kebudayaan dalam perspektif kekinian dan kritis.
Seni sebagai Dakwah Kultural dan Jalan Pembaruan
Selaras dengan ideologi Muhammadiyah sebagai gerakan pembaruan, UKM Teater Satria menjadikan seni sebagai media dakwah kultural—membumikan nilai-nilai Islam progresif melalui ekspresi budaya. Dengan pendekatan riset naskah, rekonstruksi budaya lokal, dan dialog antar-disiplin seni, Teater Satria tidak hanya menciptakan hiburan, tetapi juga ruang permenungan dan pendidikan karakter.
Selama 24 tahun terakhir, UKM ini telah tampil aktif dalam festival-festival seni mahasiswa, forum kebudayaan, panggung lintas komunitas, dan juga menjadi mitra strategis lembaga pendidikan serta pemerintah dalam kegiatan pelatihans eni, seminar budaya, hingga pengabdian masyarakat berbasis seni tradisi.
TESSARIUM: Cermin Imajinasi dan Kenyataan Sosial
TESSARIUM hadir sebagai kristalisasi artistik dari pergulatan panjang UKM Teater Satria dengan tema-tema kemanusiaan, sejarah, dan identitas. Judul “Tessarium”—gabungan dari kata tessera (fragmen) dan terrarium (ruang hidup mini)—menggambarkan fragmen-fragmen jiwa dan budaya yang hidup dalam “kubah kehidupan” zaman kita.
Dalam pementasan ini, karakter-karakter seperti Kendang, Bledek, Kluwung, Klebbs, Rikun, dan Congklak tidak sekadar tokoh, melainkan representasi nilai-nilai arketipal dalam kebudayaan Indonesia: dari kekuatan alam, memori leluhur, hingga permainan tradisi yang sarat makna.
Ditopang dengan tata cahaya eksperimental, musik gasing dan karuk, serta artistik yang metaforis, pementasan ini menjanjikan pengalaman visual dan emosional yang kuat.
Pentas sebagai Ruang Kesadaran, Bukan Sekadar Pertunjukan
Lebih dari sekadar agenda rutin, Pentas Periode 2025 menjadi penanda spiritual dan historis bahwa seni pertunjukan adalah salah satu jalan untuk merawat kesadaran kebangsaan. Teater Satria menolak tunduk pada komersialisasi budaya semata, dan memilih jalur estetik yang penuh refleksi, keberpihakan pada yang lemah, dan kejujuran ekspresi.
Dalam konteks kampus, Teater Satria telah menjadi laboratorium pembentukan karakter mahasiswa lintas fakultas—menjadi ruang tumbuh bagi pribadi-pribadi yang kreatif, peduli, dan berpikir kritis terhadap zaman. Seni dijadikanbagian integral dari proses intelektual dan spiritual.
Undangan Terbuka: Rayakan Perjalanan, Genggam Harapan
UKM Teater Satria mengundang sivitas akademika, komunitas seni, budayawan, media, serta masyarakat luas untuk hadir dan ikut merayakan momen ini. Pentas Periode 2025 bukan hanya pementasan, tetapi adalah perayaan kesadaran, refleksi sejarah, dan doa kebudayaan untuk masa depan.
“Kami percaya bahwa di tengah kerusakan budaya pop dan derasnya informasi yang dangkal, seni tradisi masih bisa menjadi jangkar spiritual bangsa ini. Itulah mengapa kami tetap berdiri,” ungkap salah satu senior pendiri Teater Satria. (*)
Citizen Report: Thahirtalas
Pemerhati Seni dan Budaya Indonesia Unismuh Makassar
UKM Teater Satria Universitas Muhammadiyah Surabaya
📧 Email: teatersatria@umsurabaya.ac.id
📱 Instagram: @teatersatria.ums













