MAROS, PIJARNEWS.COM–Sebagai bagian dari pelaksanaan Program Hilirisasi Riset Prioritas Skema Tim Pakar Pra Studi Kelayakan Dorongan Teknologi Universitas Hasanuddin, Tim Pakar dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) melaksanakan kunjungan benchmarking ke PT. Madina Aneka Subur yang berlokasi di Dusun Sege-Segeri, Desa Minasa Baji, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, pada Senin (3/11/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penilaian langsung terhadap proses produksi pupuk hayati yang menjadi bahan kajian dorongan teknologi Universitas Hasanuddin berjudul “Pupuk Hayati Pelarut Fosfat dan Pemfiksasi Nitrogen Berbasis Bioteknologi sebagai Alternatif Nutrisi untuk Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Guna Mendukung Ketahanan Pangan.”
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Femi Hadidjah Elly, M.P., IPU selaku Ketua Tim Pakar dari Unsrat, didampingi oleh anggota tim yaitu Prof. Dr. Roni Koneri, M.Si., Dr. Agus Supandi Soegoto, S.E., M.Si., QRMP., Dr. Deasy Soeikromo, S.H., M.H., dan Dr. Eng. Agung Sutrisno, S.T., M.T.
Kelima pakar tersebut merupakan akademisi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melakukan kajian teknis dan kelayakan terhadap produk dorongan teknologi yang diusulkan oleh Universitas Hasanuddin. Dalam kegiatan ini, tim pakar turut didampingi oleh tim pembantu lapangan yang terdiri atas Andi Ince Muh. Taufan, S.Tr.P., M.Si., Surahmat, S.P., dan Surya Hidayat, S.Pi.

Tim pakar disambut oleh Abdul Azis, S.P., selaku pimpinan PT. Madina Aneka Subur, yang menjelaskan secara langsung proses produksi pupuk organik yang dikembangkan oleh perusahaannya. Ia menyampaikan bahwa perusahaan memproduksi dua jenis pupuk utama, yakni pupuk kompos padat dan pupuk cair organik (POC). Pupuk kompos difermentasi selama kurang lebih satu tahun, sementara pupuk cair hanya membutuhkan waktu sekitar tujuh hari dengan aroma fermentasi khas yang menandakan proses mikrobiologis berjalan optimal.
Dalam pemaparannya, Abdul Azis menjelaskan bahwa bahan baku pupuk cair berasal dari ampas teh yang diperoleh dari pabrik Teh Gelas, air kelapa yang dikumpulkan dari pasar sekitar, serta molases yang diproduksi sendiri oleh perusahaan. Selain itu, limbah organik dari program Manajemen Berbasis Green (MBG) dan buah-buahan limbah padat juga dimanfaatkan sebagai bahan fermentasi. Jika permintaan meningkat, bahan tambahan berupa buah segar juga digunakan agar produksi tetap stabil dan berkualitas.
Dari aspek teknis, tim pakar Unsrat meninjau langsung proses fermentasi di pabrik yang menggunakan tandon ber-aerator untuk mencegah penumpukan gas hasil fermentasi. Abdul Azis menjelaskan bahwa aerator berfungsi menjaga sirkulasi udara dan kestabilan proses biologis agar fermentasi berlangsung aman dan efisien. Ia juga menambahkan bahwa PT. Madina Aneka Subur hanya fokus pada kegiatan produksi, sedangkan distribusi dan penjualan dilakukan oleh mitra yang berkedudukan di Makassar untuk memperluas jaringan pemasaran.
Melalui kunjungan ini, Tim Pakar Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) memperoleh pemahaman komprehensif mengenai praktik pengolahan pupuk organik skala industri serta penerapan bioteknologi dalam produksi pupuk hayati. Hasil kunjungan ini menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses penilaian kelayakan produk dorongan teknologi Universitas Hasanuddin, sekaligus memperkuat sinergi antara Unsrat dan Unhas dalam upaya pengembangan inovasi pertanian berkelanjutan yang mendukung ketahanan pangan nasional. (rls)


















