Selain menempuh perkuliahan di Jogja, ayah tiga orang anak yang kini berusia 40 tahun ini juga pernah menempuh perkuliahan di Georg-August-Universitet Gottingen, Jerman.
Dua semester ia tempuh di Jogja, dan dua semester ia tempuh di Jerman. Meski ia mengaku cukup lama menyelesaikan studi dibanding teman-teman yang lain. Ia mengaku saat di Jerman sempat melakukan riset ke Universitas Leiden, Belanda.
“Akhirnya perkuliahan dua semester di Jogja kemudian ditambah lagi di luar di Jerman, Goerg-August- Universitat Gottingen. Di Jerman program tambahan kuliahnya hampir setahun, empat musim. Kemudian, sempat melakukan riset ke Universitas Leiden di Belanda. Leiden itu pusat kajian di kawasan Asia dan Karibia termasuk manuskrip-manuskrip klasik dari Bugis, salah satunya La Galigo,” ujar Bahri kepada PIJARNEWS, Kamis (28/1/2021).
Selain ke Belanda, pria kelahiran Bone ini juga sempat mengunjungi beberapa wilayah Eropa dengan memanfaatkan waktu liburnya. Ia mengeksplor wilayah Eropa Timur, yakni Austria, Republik Ceko, Munchen, Praha, Berlin, dan Aachen dekat dari Belanda –tempat Almarhum Presiden ke-3 RI, BJ Habibie menempuh pendidikan-.
Selama menempuh studi di luar negeri, Andi Bahri mengaku kagum dengan adanya tulisan lontara Bugis di dinding salah satu gedung yang berada di pinggir kali di Universitas Leiden, Belanda.