NEW YORK, PIJARNEWS.COM – Bulan ramadan 1446 H terasa spesial bagi Muhammad Yusuf, Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Sulsel. Pasalnya, ramadan tahun ini merupakan tahun ketiga bagi Yusuf menghabiskan waktu di bulan yang penuh berkah ini menjadi imam bagi Indonesian Muslim Community di Masjid Al-Hikmah daerah Astoria, New York, Amerika Serikat.
Yusuf mengatakan dirinya sudah berada di Amerika satu pekan sebelum ramadan. “Sudah sejak tanggal 20 Februari datang, tapi ini sudah tahun ketiga berkunjung ke Amerika. Pertama tahun 2021, kedua tahun 2022 dan ketiga tahun 2025 ini,” katanya.
Berbagi kesibukan dilakoni dirinya selama di Amerika, mulai dari menjadi imam masjid untuk salat 5 waktu dan tarawih hingga mengisi kajian-kajian, seperti pengajian minggu pagi yang pesertanya adalah jamaah orang tua, ada juga program kajian bagi kalangan pemuda-pemudi atau majelis remaja Masjid Al-Hikmah.
Saat dihubungi Pijarnews.com, Kamis (6/3/2025) dini hari Wita, Ustad Yusuf sapaan akrabnya mengungkapkan gambaran suasana masjid disana sangat kondusif dan tentram, meski kata dia, jamaahnya tidak berasal dari Indonesia saja.
“Jemaahnya tidak hanya Komunitas Muslim Indonesia, ada juga dari berbagai negara lain, seperti Bangladesh, Pakistan, bahkan dari negara dari Timur Tengah ada beberapa yang datang untuk menunaikan ibadah di masjid kita ini,” ceritanya.
Yusuf menambahkan, yang menarik di sana, jemaah terutama dari Komunitas Muslim Indonesia mereka sangat antusias menyambut datangnya bulan suci ramadan dengan menyiapkan berbagai persiapan, di antaranya saat menyambut buka puasa menyiapkan takjil, sehingga jemaah dari luar tertarik hadir.
Yusuf menuturkan dirinya di Amerika ditemani sahabatnya Ustaz Asyiri yang berasal dari Makassar yang menjadi imam pendamping bagi dirinya.
“Jadi kami berdua menjadi iman selama bulan suci ramadan di sini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yusuf juga menceritakan suasana ramadan di Amerika jika dibandingkan dengan di Indonesia, menurutnya ada beberapa perbedaan, pertama jika di Indonesia masjid ada di mana-mana karena kemana pun akan mudah menemukan masjid, namun di Amerika terutama di Kota New York sangat terbatas.
“Makanya ketika bulan suci ramadan terutama menjadi momentum yang luar biasa bagi umat muslim pasti masjid rata-rata penuh, karena betul-betul menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kedua yang membedakan kalau saya perhatikan antusias mereka di sini sangat besar, semangat beribadah istiqamah, betul-betul mereka datang menghabiskan waktu untuk beribadah,” jelasnya.
Selain itu, kata Yusuf, ada juga tantangan bagi umat muslim di sana, karena ramadan bertepatan dengan musim dingin yang cuacanya sampai minus 15 derajat. Namun menurutnya itu tidak menghalangi para jemaah untuk memadati masjid.
“Bagaimana pun kondisi cuaca mereka tetap datang, itu yang membuat salut dengan mereka, bisa dibayangkan bagaimana dinginnya ketika cuaca sampai -5 hingga 1-10 derajat,” katanya.
Yusuf pun berharap bagi umat muslim di Indonesia khususnya yang berada di Amerika semoga puasa tahun ini momentum spesial untuk melatih diri dan muhasabah terutama memperbaiki kualitas kehidupan.
“Semoga dengan ramadan ini kita lebih bijak menghadapi kehidupan, peka terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kesalehan sosial dengan masyarakat, sehingga ke depan kita menjadi insan yang lebih baik,” ucapnya.
“Ini juga jadi instrospeksi bagi para pemimpin di negara kita, sehingga lebih bijak dan sadar dengan kondisi negara yang cukup banyak masalah. Mudah-mudahan masalah, seperti perekonomian bisa lebih baik. Tidak ada lagi praktik-praktik penyimpangan kepada masyarakat,” harapnya. (*)
Reporter: Wahyuddin