MAKASSAR,PIJARNEWS.COM–Peringatan Dies Natalis (ulang tahun) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, melaunching program episode kemandirian kampus Unhas, Sabtu (10/9/2022).
Ada beberapa program kemandirian yang dilaunching Unhas yakni Houlding PT. Hasdin Metavis Akademik, Pusat Bayi Tabung Rumah Sakit (RS) Unhas, Perawatan Intensif Penyakit Menular, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP), Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP), Petani Milenial, Sago Center dan Dana Abadi.
Diantara 9 program episode kemandirian institusi yang dilaunching, program Petani Milenial menjadi daya tarik Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang turun hadir membawakan orasi ilmiah pada upacara dies Natali Unhas ke 66 Tahun.
SYL mendorong perguruan tinggi seperti Unhas harus ikut berkontribusi terhadap dunia pertanian di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.
Menurut SYL, pertanian menjadi jawaban atas kegelisahan akibat konflik yang terjadi baik dari alam maupun konflik di internasional seperti Ukraina dan Rusia.
Gubernur Sulsel dua periode itu, menerangkan kerusakan alam hingga perselisihan Ukraina dan Rusia berdampak pada kondisi kehidupan masyarakat di Indonesia khususnya di Sulsel.
“Buktikan nyata dampak itu, bukankah kita kemarin diresahkan dengan tantangan baru, karena harga di dunia naik semua,” uangkap SYL dalam Orasi Ilmiahnya pada Sabtu (10/9/2022).
Ia menuturkan solusi terhadap kegelisahan tersebut adalah pertanian, hal itu karena, pertanian tidak mengenal krisis, sebab pertanian menjadi unggul dalam kondisi turbulensi.
“Pertanian tidak mengenal krisis, kalau beli baju bisa ditunda, kalau atap bocor bisa ditempel plastik, kalau makan itu tidak bisa, untuk pertanian unggul di kondisi yang turbulensi,” katanya.
Oleh karena itu, peningkatan pertanian di Sulsel harus didukung secara bersama khususnya perguruan tinggi. Ia mengatakan Unhas harus menjadi pelopor dalam menghadapi kondisi rumit tersebut.
“Kalau begitu Unhas harus menjadi pelopor utama, harus menghadapi turbulensi seperti ini dengan pendekatan di tiga masalah,” ujarnya.
Seperti halnya Program Kemandirian Petani Milenia yang baru di launching itu, SYL juga meminta Unhas juga membuat Badan Usaha Pertanian Kampus (BUPK).
“Jangan sampai kita kehilangan. Prof, tolong dirikan di sini BUPK,” mintanya kepada Rektor Unhas, Prof.Jamaluddin Jompa.
Berdasarkan pengamatannya, kampus menjadi super sistem utama dalam mendukung mitigasi kondisi melalui pertanian.
“Anak muda saja kalau berkolaborasi sedikit bisa berenergi, apalagi kampus. Di sini gudangnya ilmu kan,” terangnya.
Di samping itu, permasalahan pertanian, kata dia, tidak bisa dilakukan hanya sendiri saja namun diperlukan networking.
“Harus ada network yang dibangun, pak rektor saya baru dapat hal baru di Kementan, energi network itu belum berjalan dengan kuat. Kita hanya bisa menanam, kita hanya bisa berproduksi,” ungkapnya.
Dalam mendukung itu, ia meminta kepada kepala daerah seluruh Indonesia membuat badan usaha milik daerah yang bergerak di bidang pertanian.
Selain itu pihaknya juga mengaku telah mengintiruksikan 34 kampus di Indonesia untuk membuat Badan Usaha Pertanian di kampus masing-masing.
“Saya lagi menganjurkan di seluruh kampus di 34 kampus, untuk menjadi badan usaha pertanian kampus (BUPK),” tukasnya.
Dalam orasi ilmiah dihadapan menteri pertanian Brazil yang turut hadir itu, ia berpandangan bahwa dengan potensi pertanian, kawasan timur Indonesia (KTI) menjadi pilar kebangsaan dalam pembangunan nasional.
Maski beberapa dekade katanya diungguli oleh beberapa daerah, namun Sulsel melalui Unhas membantu pemerintah dalam mengembangkan pertanian di Sulsel.
“Unhas harus mengambil peran strategis, untuk membantu gubernur dan para bupati,” tutupnya.
Dies Natalis ke 66 tahun Unhas dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian Brazil, Marcos Cordeiro, juga turut hadir gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, Walikota Makassar, Ramadhan Pamanto, dan beberapa rektor universitas yang ada di Makassar. (*)
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna