JAKARTA, PIJARNEWS.COM—Pernikahan merupakan ibadah terpanjang seumur hidup. Ibadah ini tidak hanya bertahan di dunia namun, juga dibawa hingga di kehidupan akhirat nanti.
Dalam hubungan pernikahan, suami adalah imam dan istri sebagai makmum. Keduanya memiliki tanggung jawab dan perannya masing-masing.
Tugas suami dalam rumah tangga adalah untuk membimbing dan menuntun keluarganya pada jalan yang diridhai oleh Allah. Begitu pun seorang istri harus taat terhadap suami serta menjalankan perannya dengan baik.
Namun, demikian ternyata masih banyak suami yang tidak bisa adil dalam berperilaku terhadap istrinya. Ia sangat santun terhadap orangtua, hormat kepada para ulama, bahkan baik terhadap orang-orang di sekitarnya namun zalim kepada istrinya sendiri.
Sehingga, suami seperti inilah yang disebut tidak akan masuk ke dalam surga-nya Allah, terhalang sebab tidak bisa memuliakan. Naudzubillah min dzalik!
Dalam kajian Buya Yahya , salah seorang jamaah bertanya tentang seorang suami yang sangat baik kepada ibunya namun belum mampu memuliakan istrinya, apakah benar perkara itu akan menjadi penghalang bagi suaminya untuk masuk surga.
“Pada hakikatnya memang benar bahwasanya seorang anak itu hendaknya harus punya bakti kepada keluarga, ayahnya, kepada ibundanya khususnya seorang suami,” jawab Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al-Bahjah TV, Senin (7/10/2024) dilansir kembali dari Liputan6.com.
Lebih lanjut, Buya Yahya juga menyebutkan bahwa memang banyak ditemui para suami yang bisa baik dengan ibunya, para ulama, dekat dengan masyarakat namun berbeda perlakukan terhadap istrinya sendiri.
“Nasib buruk itu manusia, wah kalau deket sama ulama hebat, wow bisa santun, lembut, sama bapak ibunya lembut, sama istrinya kalau enggak marah bukan dia. Mana petunjuk dari nabi, tidak dipakai”, jelasnya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW berkata: “Khairukum, khairukum li-ahlihi wa ana khairukum li-ahlikum,”. Artinya: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga.
Buya Yahya juga memberi penekanan kepada para istri agar tidak banyak menuntut suami, termasuk melarang suami berbuat baik pada orangtuanya. Sebab istri yang baik selalu mendukung suaminya untuk berbuat baik, begitupun berlaku bagi suami.
“Suami yang baik akan selalu penuh kasih kepada istrinya, suami hebat adalah biarpun sang istri layak dipukul dia tidak akan memukulnya, biarpun istri layak dicaci, dia tidak akan mencacinya,” kata Buya Yahya.
Namun, memang fenomena seperti itu banyak terlihat di zaman sekarang. Ada orang yang sangat baik kepada orang tuanya, baik kepada ulama, tapi kasar terhadap istri sendiri. Inilah yang disebut dengan orang-orang yang tersesat, kata Buya Yahya.
“Akan ditanya oleh Allah, jangankan kepada istri, kepada tetangga saja menjadikan sebab masuk neraka kok. Baik sama orang tapi sama tetangganya enggak baik. Itu tetangga, apalagi orang di rumahnya yang telah melahirkan anak-anaknya, Allah,” tandsanya.
Secara mengejutkan Buya Yahya juga mengatakan justru biasanya orang-orang yang kejam terhadap istrinya adalah mereka yang tampak dari dhohirnya yaitu terlihat senang beribadah. Inilah yang harus diwaspadai.
“Hati-hati, wouh jago ibadah, jago dakwah, jago pengajian. Sengaja harus ditembak begini nih, karena ada pengaduan-pengaduan, daripada sebagian orang yang kelihatannya suaminya adalah ahli ibadah akan tetapi ternyata terlantar istrinya, haram, “sambungnya.
Sementara itu, istri yang sholehah juga harus mendukung suami untuk baik dengan Bapak Ibunya, mendukung suami untuk berdakwah dan berjuang.
“Anda jadi suami semakin lembut dengan istri, Anda sebagai istri mendukung suami untuk kebaikan, Allah. Ahli surga yang berjalan di atas bumi Wallahu ‘alam bish showab,” pungkasnya. (*)
Sumber: Liputan6.com