PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Parepare Fair 2018 yang dibuka secara resmi Wali Kota Parepare, Taufan Pawe bersama jajaran Musyawah Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Parepare, di Lapangan Andi Makkasau Kota Parepare.
Niat pemerintah Kota (Pemkot) Parepare memajukan pelaku usaha, hanya sebatas wacana. Terbukti even tahunan Parepare Fair yang digelar mulai tanggal 3 – 10 Februari di Lapangan Andi Makkasau, Kota Parepare, dalam rangka merayakan hari jadi Kota Parepare yang ke 58 tahun 2018, dengan menggelar pameran pembangunan dan festival kuliner.
Pihak pengelola kegiatan atau Event Organizer (EO) yang mengeluarkan tarif tenant atau stand pameran senilai Rp6.500.000. Dengan tarif itu, pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM) di Kota Parepare menilai terlampau mahal.
Haedar, salah atu pelaku UKM muda Parepare yang menjual produk minuman jus asli buatannya sendiri, mengemukakan, harga stand yang dikeluarkan pihak penyelenggara kegiatan dinilai mahal. “Kalau saya melihat memang terlalu mahal. Inikan sangat memberatkan bagi pelaku usaha yang baru memulai, tadinya kita mau ikut. Pas dengar harganya mahal, terpaksa kami mundur. Padahal wacana pemerintah untuk memajukan pelaku UKM lokal di Parepare. Tapi nyatanya tidak ada,” sesalnya, saat ditemui di salah satu warkop di Parepare, Senin (5/2).
Berbeda dengan Ibu Lela, pedagang kaki lima yang berjualan di dalam kawasan Lapangan Andi Makkasau Kota Parepare. Ia merasa dibeda-bedakan karena adanya event itu dirinya dipindahkan, sementara berjualan di luar lapangan padahal selalu bayar retribusi Rp4.500 setiap malam. “Kami merasa pak kita di beda-bedakan karena adanya kegiatan ini kami dipindahkan di luar, padahal kita selalu bayar retribusi setiap malam, kita mau ambil stand terlalu mahal,” paparnya.
Lela berharap kepada pemerintah, sebisa mungkin kalau ada kegiatan di lapangan jangan dipindahkan di luar. Lela saat ini menjual di luar lapangan dengan gerobak dorong. (amr/asw)