MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) menegaskan perannya sebagai ruang pembinaan kreativitas dan keadaban melalui penyelenggaraan Spartan Exhibition. Kegiatan ini merupakan pameran penciptaan karya seni rupa mahasiswa tingkat akhir yang berlangsung pada Senin-Selasa (19–20/5/2025) di Studio Seni Rupa “Spartan”.
Pameran ini memperlihatkan kedewasaan artistik dan intelektual dua mahasiswa akhir, Arif Samsul dan Muh.Fahrun Annadawi, yang mengangkat tema unik dan mendalam, masing-masing melalui media fotografi makanankhas Sulawesi dan ilustrasi permainan tradisional anak-anak yang nyaris terlupakan.
Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Meisar Ashari, S.Pd., M.Sn., menyatakan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pemenuhan akademik, tetapi merupakan proses dakwah cultural dalam medium visual.
“Mahasiswa kami didorong untuk menghadirkan karya yang tidak sekadar estetis, tetapi memiliki ruh nilai. Ini sejalan dengan pandangan Muhammadiyah tentang seni, sebagaimana tertuang dalam Risalah Islamiyah Tentang Seni dan Budaya hasil Keputusan Tarjih Muhammadiyah (Mukhtamar Surakarta, 2010). Seni harus menjadi jalan dakwah bil hikmah dan membentuk manusia beradab,” jelasnya.
Narasi Visual yang Kontekstual dan Progresif
Arif Samsul atau akrab disapa Baha mengusung tema “Cita Rasa Sulawesi” melalui eksplorasi fotografi makanan khas seperti pallumara, woku, lobster sambal merah, dan filet telur asin.
Setiap foto ditata secara professional dengan pencahayaan dramatis, menyuarakan kelezatan sekaligus filosofi kesehatan dan budaya kuliner lokal.
Sementaraitu, Muhammad Fahrun Annadawi alias Dandi menciptakan serangkaian lukisan ilustratif permainan anak tradisional seperti egrang, layang-layang, lompat karung, hingga ketapel (matte’), yang dikemas dengan simbolisme kain putih pada wajah anak-anak. Karya ini menyiratkan “hilangnya identitas budaya” di tengah gempuran digitalisasi yang masif.
“Melalui karya ini, saya ingin mengingatkan kita bahwa permainan tradisional adalah ruangekspresi dan kebahagiaan bersama yang kini mulai hilang. Karya saya adalah kritik sunyi, tapi kuat,” tutur Dandi saat pembukaan pameran.
Estetika Islami dalam Bingkai Kemodernan
Pameran ini menghidupkan gagasan Muhammadiyah tentang seni sebagai bagian dari maqashid syariah—yakni mendatangkan maslahat dan membangun peradaban. Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), seni diposisikansebagai bagian dari pembentukan watak Islami dan alat perjuangankultural.
“Seni rupa Unismuh tidak hanya menjual keindahan visual. Ia menanamkan nilai, menumbuhkan empati, dan mengasah intelektualitas mahasiswa. Spartan Exhibition adalah bukti bahwa seni dan Islam bukan dua kutub yang saling meniadakan, melainkan saling menguatkan,” tambah Meisar Ashari.
Pameran ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh sivitas akademika, seniman lokal, serta masyarakat umum. Rangkaian acara ditutup dengan diskusi reflektif dan peluncuran katalog digital karya, sebagai bagian dari upaya dokumentasi akademik dan promosi budaya visual Muhammadiyah. (*)
Citizen Reporter: Thahirtalas (Pembina UKM Teater Talas Unismuh)