PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Dunia akademisi khususnya di bidang Ilmu Komunikasi Makassar sedang berduka. Dr Bastian Jabir Pattara, Praktisi Komunikasi, mengembuskan napas terakhir pada Selasa (3/6/2025) di IGD RSUD Barru sekitar pukul 18.45 Wita.
Padahal, 17 jam sebelum wafat, Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Bina Darma Palembang ini masih memposting aktivitasnya di Facebook. Saat itu, Bastian menulis mengenai kunjungannya ke kawan-kawan kuliahnya di Luwu Timur. Namun, saat perjalanan pulang ke Makassar tepatnya di Barru, dia tidak sadarkan diri. Diduga, stroke yang sempat dideritanya kambuh lagi. Bastian sempat dilarikan ke RSUD Barru namun selepas magrib, Allah SWT lebih dahulu memanggilnya. Bastian berpulang pada usia 48 tahun. Kepergian Bastian yang mendadak, banjir ucapan duka cita di kolom komentar media sosialnya.
Tak terkecuali dengan Direktur Pijarnews.com, Dr Alfiansyah Anwar. Alfian dan Bastian merupakan sahabat semasa SMA Jurusan Fisika Tahun 1996 di Pekkabata, Pinrang.
“Tiga hari lalu saya di video call ketika beliau dari Jakarta menuju Makassar. Beliau didampingi Pak Supriadi, Pilot Helikopter Polri yang juga teman SMA saya. Kabarnya, beliau diantar ke bandara. Beliau mengucapkan selamat atas pencapaian doktor saya,” kata Alfian, Rabu (4/6/2025).
Dosen Ilmu Hukum dan Komunikasi IAIN Parepare ini mengatakan, almarhum Bastian sering memotivasinya untuk menyelesaikan kuliah S3-nya. Bahkan, dengan senang hati membantunya mengenalkan ke kolega-koleganya. Seperti kepada Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Firdaus Muhammad, M.A atau pun kepada Motivator Komunikasi, Dr. Aqua Dwipayana.
“Banyak sekali bantuan beliau, termasuk dalam hal-hal ide dan pemikiran. Orangnya sangat ramah. Kalau beliau melintas di Parepare, kami sering bertemu. Begitu sebaliknya, kalau saya ke Pinrang, sering diundang ketemuan,” kesan Fian-sapaan karibnya.
Apalagi saat ini, almarhum Bastian bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat sedang membangun Masjid Bugis di Wakka dengan desain rumah panggung Bugis. “Semoga pembangunan masjid tersebut bisa dilanjutkan oleh para pengurus dan para dermawan,” harapnya.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Syukri juga mengaku amat kehilangan. Baginya, sosok Bastian dikenal sebagai seorang yang murah senyum dan ceria.
“Sangat ramah, luas pergaulannya. Juga orangnya penuh semangat, dan komitmennya sangat kuat dalam memperjuangkan sesuatu. Rasanya sudah seperti saudara sendiri,” tutur Syukri.
Pemimpin Redaksi Pijarnews.com, Dian Muhtadiah Hamna, juga mengaku kehilangan. Dian bercerita, Bastian terakhir ketemu dirinya di tahun 2019 saat baru buka warung makan. Warung makan itu berada di pinggiran kota Makassar. Tiba-tiba, Bastian muncul keluar dari mobil dengan wajah semringah bersama Dr. Syukri.
“Saya kaget karena saya tidak pernah cerita buka warung dan dia bisa menemukan tempat jualan saya. Dan masih banyak keusilan lainnya yang bikin saya geli sendiri kalau mengenangnya. Beliau sangat humoris,” kenang Dian.

Sejumlah teman-temannya semasa SMA Negeri Pekkabata juga mengucapkan belasungkawa mendalam kepada keluarga, terutama ke istri dan empat orang anak laki-laki almarhum Bastian. Hadir pada prosesi salat jenazah almarhum Bastian di Masjid Bugis Wakka hingga pemakaman yakni Kabag Ops Polres Sidrap, Kompol Galigo bersama Alfian dan Arifai.
Kini, Bastian telah pergi dengan sejuta memori yang indah dari para sahabatnya. Jenazah dibawa ke kampung halamannya, di Desa Wakka Kabupaten Pinrang untuk dimakamkan di sana. Selamat jalan, sahabat. Semoga husnul khotimah. Allah SWT mengampuni dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan yang berlipat ganda. (*)