• Tentang Kami
  • Tim Pijarnews
  • Kerjasama
Sabtu, 17 Mei, 2025
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Pijar News
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan
Pijar News
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Utama Esai

S. Purwanda: Asketisme Menulis, Pameran Buku, dan Hari Pendidikan

Ibrah La Iman Editor: Ibrah La Iman
17:15, 01 Mei 2019
di Esai
Waktu Baca: 2 menit

ESAI,- “What’s the best thing about being a writer?” “If you are the writer, you control the universe that you write about.”

Seperti itulah respon Hugh R. Williams menanggapi pertanyaan mengenai “hal terbaik” menjadi seorang penulis. Bagi Williams, menulis buku adalah keinginan, dan yang sukses sebagai penulis adalah orang yang menulis kemudian menerbitkannya tanpa memedulikan laku atau tidak tulisan itu di pasaran. Inilah standar sukses penulis bagi Williams.

Muhidin M. Dahlan menggolongkan laku Williams sebagai seorang asketis dalam dunia kepenulisan. Seorang penulis yang asketis, lebih mengedepankan pengabdian diri yang total terhadap apa yang ia ingin tuliskan, lepas dari apakah karya itu nantinya best seller atau tidak. Bagi Muhidin, seorang asketis tugasnya hanya menulis dan menulis; melanjutkan ingatan peradaban.

Contoh paling dekat, sejauh yang saya ketahui (lihat langsung), segolongan dengan Hugh R. Williams di daerah sekitar saya bermukim, adalah Badaruddin Amir. Pak Badar (sapaan Badaruddin Amir) merupakan seorang guru cum sastrawan penulis buku paling banter se-Ajatappareng (tolong dikoreksi kalau ini keliru!). Tidak tanggung-tanggung, tulisannya yang dimuat dalam buku antologi telah terbit tidak kurang dari 40 karya, baik puisi, cerpen dan esai. Observasi saya ini, merujuk pada pemuatan biografi beliau di sela-sela kegiatan Book Fair and Open Literacy 2019.

Asketisme menulis tidak mengindahkan keuntungan (sisi finansial) dari sebuah karya yang terbit. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, buku itu laku atau tidak bukan persoalan. Badaruddin Amir pernah menegaskan, sulitnya mengedarkan hasil karya yang telah menjadi buku ke hadapan pembaca. Bahkan, disiasati pun hasilnya sama saja, lebih banyak buntungnya. Hal yang sama terhadap karya terakhirnya, Risalah. Tapi peduli setan, menulis saja lalu cetak.

Baca Juga

Momentum Hardiknas, Wali Kota Munafri Tekankan Pentingnya Kualitas Pendidikan Berbasis AI

OPINI : Akselerasi Transformasi Peran Guru di Masa Pandemi Covid-19

Salah satu bentuk penghargaan bagi orang-orang asketis dalam dunia kepenulisan adalah dengan memamerkan hasil karya-karyanya. Kegiatan yang bertajuk Book Fair and Open Literacy 2019 yang baru saja berakhir beberapa hari lalu di alun-alun Colliq Pujie-Barru, merupakan bentuk penghargaan bagi seorang asketis seperti Pak Badar. Andai saja kegiatan tersebut tidak dilangsungkan, bisa jadi kita hanya mengenal Pak Badar sebatas guru dengan gaji pensiun yang tidak seberapa.

Pameran buku yang diberi baju “merek asing” Book Fair and Open Literacy 2019 merupakan rangkaian ekshibisi peringatan hari pendidikan yang jatuh pada 2 Mei. Kegiatan yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Barru ini cukup mengesankan, sebab ditata dengan padu. Semisal menyelenggarakan olah karya dan raga dengan cukup padat, berimbang, dan kompak. Seni dan olahraga ditampilkan begitu semarak, memancing para pengunjung untuk ikut meramaikan.

Pameran buku yang diadakan di Barru tergolong cukup berani. Sebab buku ditampilkan sebagai pesona bagi pengunjung yang datang di lokasi pameran. Buku memiliki daya pikat, itu yang saya amati selama tujuh jam melapak di stan yang disediakan oleh panitia.

Awalnya saya ragu, apakah ada yang datang melihat buku-buku yang digelar di atas karpet yang kami bawa dari Parepare? Keraguan saya terjawab, pada saat silih bergantinya pengunjung yang datang ke stan, walaupun hanya sekadar bertanya harga dan membuka beberapa halaman buku yang tidak tersegel. Saya juga mengamati sekeliling, pengunjung juga cukup ramai di beberapa stan sekolah menengah pertama.

Hari pendidikan diperingati dengan cara yang lain di Barru, daerah sekitar melakukan apa?

Buku adalah pesona, penarik para pembaca. Pameran tidak lagi sekadar pajang hasil kerja atau fungsi dan tugas lembaga, lebih dari itu, kualitas pameran mesti ditingkatkan; bukan kuantitas penghargaan yang hanya sekadar gagah-gagahan.

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Tetap Asketis, Pak Badar!

Penulis:

S. Purwanda

Terkait: AsketismeHari Pendidikan NasionalS. Purwanda

BERITA TERKAIT

Appi  saat memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Karebosi Makassar, Jumat (2/5/2025)

Momentum Hardiknas, Wali Kota Munafri Tekankan Pentingnya Kualitas Pendidikan Berbasis AI

2 Mei 2025
hasmiah

OPINI : Akselerasi Transformasi Peran Guru di Masa Pandemi Covid-19

2 Mei 2020

S. Purwanda: Setelah Soeharto Lengser (Orasi Peringatan 83 Tahun Kelahiran Habibie)

25 Juni 2019

S. Purwanda: Tingkat Melek Baca

25 Mei 2019

S. Purwanda: Baca, Tulis, dan Terbit

17 Mei 2019
Seluruh kontestan Duta Anak 2019 Kabupaten Barru.

Video : Sekda Barru Buka Acara Pemilihan Duta Anak

7 Mei 2019
Selanjutnya

Hari Buruh, Mahasiswa Tuntut Perlindungan TKI

BERITA POPULER

  • Warga Kelurahan Mappala, Kecamatan Rappocini khususnya yang berdomisili di wilayah RW 01 dan RW 02 bersama Plt RT setempat menggelar rapat dan dengar pendapat, Kamis (24/4/2025)

    Penggunaan Fasum Lapangan Dipersulit, Warga Mappala Lakukan Petisi Penolakan SK Pengurus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wabup Sidrap Rapat dengan Penyedia Jasa Bahas Soal Temuan BPK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SPMB 2025 Segera Dibuka! SMAN 5 Parepare Tawarkan Pendidikan Berkualitas dan Fasilitas Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gadis 18 Tahun Tewas di Gunung Bambapuang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sempat Dilarang, Korban Tewas di Gunung Bambapuang Tetap Nekat Mendaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bermodal Hal Ini, Bupati Target 1 Juta Ton Padi 2025 di Sidrap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beraksi di Sidrap dan Parepare Residivis Bermodal Pahat dan Mobil Rental Ditangkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Prof Baharuddin Lopa, Jaksa Pemberani Kepercayaan Gus Dur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catut Nama RS, Modus Anak Sakit Tak Punya Biaya hingga Jual Laptop, RSUD Andi Makkasau Sebut Itu Penipuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sukses Bangun Dua Kampus di Sulbar, Muhammadiyah Wacanakan Bangun PT di Majene

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Media Online Pijar News ini Telah Terverifikasi secara Administratif dan Faktual Oleh Dewan Pers

  • Tentang
  • Redaksi
  • Advertise
  • Kebijakan Privacy
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Pemberitaan
  • Perlindungan Wartawan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.