PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Suara lembut nan tegas yang kerap mengalun dalam video berita Pijar Channel mungkin sudah akrab bagi telinga publik. Namun di balik suara itu, ada sosok muda yang baru saja menorehkan jejak akademik membanggakan, sebuah kisah yang lahir dari peluh, doa, dan ketekunan seorang anak pedagang pasar.
Ia adalah Rizkyanti, akrab disapa Ekky, mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), IAIN Parepare. Pada Kamis pagi, 12 Juni 2025, di ruang ujian yang sederhana namun sarat makna. Dr. Damirah, S.E., M.M., selaku dosen Pembimbing, membacakan hasil penilaian Seminar Hasil Rizkyanti di hadapan Dosen Penguji dan audiens.
Rizkyanti dinyatakan lulus seminar hasil dan berhasil memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) tanpa revisi dengan predikat cumlaude IPK 3.93. Ekky lulus melalui jalur publikasi ilmiah nasional, sebuah capaian baru dengan kelulusan tanpa mengerjakan skripsi.
Sebagai jurnalis dan voice over di Pijarnews.com, Ekky tak hanya mengabarkan cerita orang lain, tetapi juga menyimpan kisah perjuangannya sendiri. Dunia jurnalistik yang ia pilih menjadi ruang belajar dan pengabdian, meski tak sepenuhnya linear dengan latar studi Manajemen Keuangan Syariah.
“Pijarnews.com adalah rumah tempat saya belajar, tentang kehidupan dan keberagaman, serta perjuangan hidup setiap sosok dari beragam latar belakang. Saya percaya riset dan tulisan bisa menjadi kontribusi nyata untuk masyarakat,” tuturnya.
Ekky dibesarkan dalam lingkungan keluarga sederhana yang tumbuh jauh dari hirur piku perkotaan, tepatnya di Desa Buttu Sawe, Kabupaten Pinrang. Ayahnya, Efendi, adalah pedagang yang merantau, sementara ibunya, Endeng, seorang ibu rumah tangga yang juga berdagang di pasar. Sejak kecil, Ekky sudah terbiasa ikut sang ibu ke pasar, mulai dari fajar akan menyapa hingga menjelang siang. Dari Ibu yang ia sebut Mama’ dan dari pengalaman berdagang di pasar itulah ia menyerap banyak nilai-nilai kehidupan.
“Mama’ adalah role model saya. Ketulusan, kerja keras, dan kesederhanaan beliau membentuk cara saya memandang hidup. Ia mengajarkan bahwa bekerja dengan hati adalah bentuk ibadah. Terima kasih Ma, Pa, Ekky begitu bersyukur menjadi putri kita, semoga Allah Swt. selalu mengasihi dengan nikmat sehat dan berbahagialah selalu, mi amor,” ungkap Ekky.
Meski kedua orang tuanya tidak menempuh pendidikan hingga sarjana, dari merekalah mengalir dukungan dan keyakinan tanpa batas. Bahkan di masa pandemi 2021, saat sang ayah tak bisa berjualan karena harus stay at home dan kondisi ekonomi keluarga terpuruk, Ekky tetap bersikeras untuk mendaftar kuliah dengan ridho dan izin kedua orang tua. Kini, ia berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 9 bulan, melalui Publikasi Artikel Jurnal.
Artikel Jurnal Ekky bertajuk “Implementasi KUR Syariah Berbasis Rahn Tasjily dalam Pengembangan UMKM di PT Pegadaian.” Penelitian kualitatif ini mendalami bagaimana kesesuaian prosedur penyaluran KUR Syariah dengan prinsip maqashid syariah dan menganalisis peran KUR Syariah dalam mendukung perkembangan UMKM.
Temuannya menunjukkan bahwa lebih dari 80% nasabah UMKM yang menjadi informan mengalami peningkatan omzet dan produktivitas. Skema KUR Syariah juga relevan dengan prinsip maqashid syariah, salah satunya terkait hifz al-mal (memelihara harta) dan menghindari unsur riba, gharar, dan maysir dalam muamalah.
Namun tantangan tetap ada, seperti rendahnya literasi syariah, keterbatasan bentuk agunan, dan risiko NPL hingga 6%. Sehingga penelitiannya merekomendasikan sejumlah saran konstruktif untuk meningkatkan sinergi sejumlah pihak guna memaksimalkan manfaat dan keberlajutan skema KUR Syariah.
Artikel ilmiah hasil riset ini kemudian dipublikasikan di BJRM (Bongaya Journal for Research in Management), jurnal terindeks Sinta 5 dan hanya dalam waktu 1 bulan setelah pengajuan. Artikel tersebut dapat anda akses melalui DOI: https://doi.org/10.37888/bjrm.v8i2.703.
Ekky tak hanya banyak belajar di jalur akademik. Ia juga aktif menorehkan kontribusi di berbagai organisasi kemahasiswaan dan sosial. Di kampus, ia tercatat sebagai Koordinator Divisi Artikel dan Jurnal (2024) serta Koordinator Divisi Opini dan Berita (2023) di Forum Riset dan Karya Ilmiah Mahasiswa (Forkim) IAIN Parepare.
Di luar kampus, Ekky dipercaya sebagai Koordinator Bidang Kajian, Riset, dan Politik di Ikatan Pelajar Mahasiswa Pattinjo (IPMP) pada tahun 2024, serta menjadi bagian dari IPMAL Cabang Parepare, Sekretaris Umum Turun Tangan Parepare tahun 2025, dan aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Komisariat Bumi Harapan.
Tak hanya itu, ia menjadi satu dari enam mahasiswa IAIN Parepare yang lolos seleksi KKN Nusantara Moderasi Beragama tahun 2024 dan mewakili kampusnya dalam pengabdian di Kuningan, Jawa Barat.
Sebagai akhir dari kisah studi S1 yang begitu kompleks ini, Ekky dibimbing oleh Dr. Damirah, S.E., M.M. dan diuji oleh Dr. Nurfadhilah, S.E., M.M. serta Dr. Musmulyadi, M.M.
Dr. Damirah mengapresiasi capaian mahasiswa bimbingannya ini, serta berharap dan berdoa semoga Ekky bisa sukses menyambut masa depannya.
Sementara itu, Dr. Musmulyadi, selaku Dosen Penguji sekaligus Pembina Forkim, menambahkan, “Saya menyaksikan langsung tumbuhnya Rizkyanti di Forkim. Ini buah dari proses panjang dengan budaya belajar yang produktif di Forkim. Semoga bisa terus memberi inspirasi untuk adik-adik di organisasi,” pesan Musmulyadi.
Tak ada keberhasilan yang lahir begitu saja. Di balik secarik lembar penilaian seminar hasil dan perolehan kelulusan cumlaude serta artikel ilmiah terbit, tersimpan perjalanan yang dipenuhi perjuangan sunyi. Ekky mengingat betul pagi-pagi saat masih kecil, di mana ia harus bangun sebelum matahari terbit untuk membantu sang ibu berjualan di pasar. Ia tahu benar rasa lapar yang ditunda, lelah yang dipendam, dan harapan yang tak pernah padam di mata kedua orang tuanya.
Kini, saat namanya diumumkan sebagai lulusan cumlaude tanpa revisi, ia tak berpikir soal kebanggaan pribadi. Sebaliknya, ia mengingat wajah ayah dan ibunya yang setia mendampingi dalam diam, dengan segala keterbatasan dan doa yang tak pernah absen.
“Keberhasilan ini bukan milik saya semata. Ini adalah keberhasilan orang tua dan keluarga saya, manifestasi dari cinta yang tak pernah pamrih, doa yang tak henti dipanjatkan, kerja keras tanpa lelah, air mata yang tak terlihat, tekad yang terus menyala, dan mimpi yang mereka tanamkan dengan begitu tulus sejak saya kecil,” ucap Ekky dengan mata berkaca-kaca.
Ekky tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua yang telah membersamainya dalam perjalanan ini.
“Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Terima kasih untuk Ayah Efendi dan Ibu Endeng, yang sejak saya ada, sudah menunjukkan makna perjuangan serta mengasihi dengan dukungan dan doa. Juga untuk Ibu Damirah, Bapak Musmulyadi, dan Ibu Nurfadhilah yang membimbing saya dengan sabar disertai motivasi. Serta terima kasih kepada kak Wahyu, kak Ilham, kak Musda, dan kakak mentor Forkim lainnya yang telah berbagi motivasi dan ilmu kepenulisan kepada Ekky. Salam cinta dan terima kasih pula untuk civitas akademika IAIN Parepare, teman-teman Forkim, keluarga besar dan angkatan IX IPMP, Turun Tangan, IPMAL Cab. Parepare, HmI Kom. Bumi Harapan dan semua yang pernah menjadi bagian dari kisah kasih saya selama menjalani studi, terima kasih karena telah menjadi bagian dari cerita ini,” imbuhnya penuh kasih.
“Ekky pun berterima kasih kepada Bapak Dr. Alfiansyah, S.Ksi., M.H., selaku direktur dan kakak-kakak serta kawan Kru Pijarnews.com, yang telah menjadi keluarga dan rumah untuk ekky tumbuh dan belajar banyak hal,” sambungnya.
Mengakhiri wawancara perihal jejak studi yang penuh haru ini, Ekky mengutip sebuah pesan sederhana yang sarat akan makna:
“Jangan pernah ragu bermimpi dari mana pun kamu berasal. Selama mimpi masih gratis, Allah Swt. telah memberi kita hak untuk memilih yang terbaik. Tetap semangat, Jalani, Nikmati, dan Syukuri setiap prosesnya. Karena hidup adalah tentang perjalanan dan pembelajaran bukan perlombaan, keep smile dan jangan lupa bersyukur,” pesan Ekky dengan penuh semangat.
Kini, suara Rizkyanti tak hanya terdengar di balik berita. Ia telah menjadi suara tentang kemungkinan, keteguhan, dan cinta bahwa seorang anak pedagang pun bisa menembus dunia akademik dengan prestasi gemilang. Ia meyakini bahwa setiap akhir akan menghadirkan awal yang baru, dengan Bismillah, Ekky bersiap menyambut awal dari kisah dan kasih baru yang akan lebih baik dari hari ini.
Reporter: Wahyuddin
