GOWA, PIJARNEWS.COM–Kesedihan menyelimuti tanah Gowa. Raja Gowa ke-38, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaengta Lembang Parang Sultan Malikussaid II Batara Gowa III, atau yang dikenal dengan gelar kehormatannya, Sombaya ri Gowa, mengembuskan napas terakhir pada Kamis (28/11/2024) di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar akibat penyakit jantung.
Sang raja yang selama ini menjadi simbol persatuan adat dan budaya di Gowa, meninggalkan kekosongan besar di istana kerajaan yang berusia ratusan tahun.
Balla’ Lompoa, kediaman resmi keluarga kerajaan yang berdiri megah di Sungguminasa, menjadi pusat duka. Para pelayat dari berbagai pelosok Sulawesi Selatan memadati halaman istana untuk memberikan penghormatan terakhir.
Di tengah suasana berkabung, sorotan kini tertuju pada pewaris takhta yang akan melanjutkan perjuangan dan tradisi dinasti Gowa.
Dilansir dari HeraldSulsel.com, menurut keponakan almarhum, Andi Arfan A. Idjo, keluarga besar kerajaan akan menggelar rapat khusus untuk menentukan siapa yang pantas menggantikan Sombaya ri Gowa.
“Kita akan rapat keluarga sebentar malam untuk berembuk tentang siapa yang akan meneruskan perjuangan, meneruskan titah raja selanjutnya,” ujar Andi Arfan saat ditemui di Balla’ Lompoa.
Meski keputusan resmi belum diambil, nama Andi Tenri Sessu Dg. Mattawang Karaeng Segeri To Mabbicara Butta, yang kini menjabat sebagai Mangkubumi Kerajaan Gowa, menjadi sosok yang paling potensial. Usianya yang telah mencapai 73 tahun tak mengurangi wibawa dan pengaruhnya di kalangan keluarga kerajaan maupun masyarakat adat.
“Iya, kemungkinan beliau yang jadi raja. Potensial,” tambah Andi Arfan, sembari mengisyaratkan bahwa tradisi dan kebijakan dinasti akan menjadi acuan dalam penentuan pemimpin baru.
Andi Tenri Sessu dikenal sebagai figur yang bijaksana dan memiliki pengalaman panjang dalam mengemban amanah adat.
Sebagai Mangkubumi, ia berperan besar dalam menjaga stabilitas internal kerajaan sekaligus menjadi penjaga nilai-nilai luhur budaya Gowa.
Namun, proses pengangkatan raja baru tidak hanya melibatkan keluarga besar kerajaan. Tradisi adat dan kesepakatan dengan tokoh masyarakat setempat juga menjadi bagian penting dalam menentukan pemimpin yang akan memegang tongkat estafet kejayaan Gowa. Sombaya ri Gowa yang baru diharapkan tidak hanya menjadi simbol adat dan budaya, tetapi juga mampu membawa kerajaan sebagai pilar identitas masyarakat Gowa di era modern. Masa depan dinasti Gowa dan harapan masyarakatnya bertumpu pada pemimpin baru yang akan melanjutkan jejak panjang sejarah, sekaligus menjaga api perjuangan dan semangat leluhur tetap menyala. (*)
Sumber: HeraldSulsel.com