GOWA, PIJARNEWS.COM — Sidang promosi doktor Saenal Abidin, dosen muda UIN Alauddin Makassar, menyedot perhatian dengan topik kekinian nan strategis: peran media baru dan literasi digital dalam membentuk wawasan keislaman generasi milenial dan Z. Bertempat di gedung Pascasarjana Baru lantai 1, promosi ini berlangsung pada Selasa, 17 Juni 2025 pukul 10.00 WITA, dan menampilkan para akademisi terkemuka sebagai penguji.
Saenal Abidin, S.I.P., M.Hum., resmi menyandang gelar doktor usai mempertahankan disertasi berjudul “Kontribusi Media Baru dan Literasi Digital dalam Menambah Wawasan Keislaman bagi Generasi Y dan Z di UIN Alauddin Makassar.” Sidang terbuka yang berlangsung di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar itu dipenuhi suasana akademik yang kuat, sekaligus penuh semangat anak muda.
Disertasi ini mengupas tuntas bagaimana generasi digital—yakni Generasi Y (milenial) dan Z—mengakses, memaknai, dan mendalami ajaran Islam melalui kanal media baru. Saenal mengombinasikan metode kuantitatif dan kualitatif (mixed methods) dengan desain sequential explanatory, menyasar 500 responden lewat survei dan wawancara mendalam.
Hasilnya mencengangkan. Media baru terbukti berkontribusi besar terhadap wawasan keislaman, dengan 80,2% responden menyatakan dampak positif media digital terhadap pemahaman Islam. Generasi Y lebih menyukai platform seperti YouTube dan artikel ilmiah, sementara Generasi Z lebih nyaman dengan TikTok dan Instagram.

Namun, tingkat literasi digital menjadi penentu penting. Sebanyak 74,4% responden mengakui bahwa kemampuan mereka dalam memilah informasi memengaruhi pemahaman ajaran Islam. Generasi Y dikenal lebih reflektif dan kritis, sedangkan Generasi Z cenderung reaktif dan mengandalkan figur populer sebagai rujukan keislaman.
Saenal menegaskan bahwa korelasi antara media baru dan literasi digital terhadap pemahaman akidah Islam sangat kuat, yakni sebesar r = 0,85. Kombinasi keduanya menyumbang 82% terhadap pembentukan pemahaman Islam generasi muda kampus UIN Alauddin Makassar.
Namun, tantangan masih ada. Sebanyak 60% responden mengaku memperoleh informasi keislaman berdasarkan algoritma media sosial tanpa klarifikasi atau verifikasi. Hal ini membuka peluang masuknya misinformasi dan penyesatan pemahaman agama jika tidak ditangani dengan strategi pendidikan yang tepat.
Dalam paparannya, Saenal merekomendasikan perlunya sinergi antara institusi pendidikan dan lembaga dakwah untuk merancang kurikulum literasi digital keislaman. Tujuannya agar generasi muda tak hanya akrab dengan teknologi, tetapi juga tangguh dalam menghadapi arus informasi keagamaan yang massif dan kadang menyesatkan.
Sidang terbuka ini diketuai langsung oleh Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., seorang akademisi kaliber nasional yang dikenal berwawasan global dan inovatif dalam memimpin institusi Islam terkemuka ini.
Promotor disertasi, Prof. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Si., M.M., M.Pd., turut memberikan pujian terhadap argumentasi tajam dan data kuat yang disajikan Saenal. Ia menyebut disertasi ini sebagai “kontribusi konkret terhadap dunia dakwah digital dan pendidikan Islam.”
Yang tak kalah istimewa, hadir pula Dr. H. Das’ad Latif, S.Sos., S.Ag., M.Si., Ph.D. sebagai penguji eksternal. Ustadz kondang alumni UIN Alauddin ini menyampaikan apresiasi mendalam, seraya menyebut Saenal sebagai representasi akademisi muda yang tak hanya cerdas, tapi juga peka terhadap tantangan zaman.
Turut hadir dalam dewan penguji antara lain: Prof. Dr. H. Mustari, S.Ag., M.Pd, Kopromotor 1, Prof. Dr. H. Firdaus Muhammad, M.Ag, Kopromotor 2, Dr. Arifuddin Tike, M.Sos.I. Penguji, Dr. M. Quraisy Mathar, S.Sos., M.Hum, Dr. Irvan Muliyadi, S.Ag., SS., M.A.
Hadir juga sebagai penguji, Wakil Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof.Dr. Hasyim Haddade, M.Ag
Dalam pemaparannya, Saenal menilai riset ini relevan dengan perkembangan dakwah era digital dan perlu diimplementasikan dalam kebijakan kampus.
Dengan gelar doktor di pundaknya, Saenal Abidin, yang juga Sekretaris Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar ini, membuka lembaran baru dalam perjalanan akademik dan pengabdiannya.
“Saya berharap disertasi ini bukan hanya sumbangsih ilmu, tetapi juga bisa menjadi panduan strategis bagi lembaga dakwah dan pendidikan Islam di era digital,” tutur Saenal. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar
















