MAKASSAR, PIJARNEWS.COM— Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan (Pusjar SKMP) LAN resmi melepas 80 peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVI dan XVII Tahun 2025. Acara pelepasan berlangsung di Auditorium Hasanuddin Kampus Pusjar SKMP LAN, Jalan Raya Baruga, Makassar, Rabu (16/7/2025).
Ketua Squad, Andi Wahyuddin, SE., M.Si., secara resmi melaporkan penutupan penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVI dan XVII Tahun 2025. Peserta yang berasal dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia di antaranya Pemerintah Kota Makassar, Provinsi Papua Barat Daya, Kab. Sorong, Kab. Tanah Tidung, telah menuntaskan program PKA yang diselenggarakan dengan model blended learning selama 105 hari atau setara dengan 908 Jam Pelajaran (JP).
Pelatihan ini dilaksanakan mulai 7 Maret hingga 16 Juli 2025, mencakup enam tahapan utama: pembelajaran mandiri, e-learning, pembangunan komitmen bersama, pembelajaran klasikal tahap I dan II, serta aktualisasi kepemimpinan kinerja di instansi asal peserta. Setiap tahap dirancang secara terpadu untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan melalui perpaduanantarateori, praktik lapangan, dan implementasi proyek perubahan yang nyata.
Selama fase pembelajaran klasikal, pesert amengikuti program secara tinggal penuh (in-campus) dan difasilitasi dengan layanan penunjang, termasuk dukungan kesehatan jasmani. Adapun pada fase pembelajaran di luar kampus, materi pelatihan diperkuat melalui pembelajaran daring guna mendukung pelaksanaan aksi perubahan di lingkungan kerja masing-masing.

Pelatihan ini merupakan hasil sinergi antara Pusjar SKMP LAN dan instansi asal peserta, yang diselenggarakan dengan mengacu pada standard mutu pelatihan yang ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara.
Dr. Ronald Heifetz dan Marty Linsky dalam buku The Practice of Adaptive Leadership menegaskan bahwa kepemimpinan bukan lagi soal posisi formal, melainkan kemampuan menggerakkan orang menghadapi tantangan tanpa solusi pasti. Mengutip gagasan ini, Kepala Pusjar SKMP LAN, Dr. Muhammad Aswad, M.Si., menekankanbahwapemimpinbirokrasimasa kini harus berani memimpin dalam ketidakpastian, membentuk visi perubahan, dan membangun energy kolektif di tengah resistensi.
Dalam era yang terus berubah dengancepat, kepemimpinan tidak lagi cukup hanya mengandalkan kompetensi teknis. Pemimpin perubahan dituntut memiliki kapasitas adaptif—kemampuan untuk mengarungi berbagai kondisi, menjawab tantangan kompleks, serta menavigasi dinamika transformasi di instansinya. Mereka harus mampu membaca arah perubahan, mengelola ketidakpastian, dan membangun energy kolektif di tengah resistensi dan ambiguitas.
Pandangan ini sejalan dengan penegasan yang disampaikan oleh Dr. Muhammad Aswad, M.Si., Kepala Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan (Pusjar SKMP) LAN, dalam sambutannya saat menutup secara resmi Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVI–XVII. Dalam pidatonya, ia menyoroti pentingnya kesiapan para pemimpin untuk menghadapi dua tantangan besar yang diyakini akan semakin dominan di masa mendatang:
- Distraction, yaitu gangguan fokus yang muncul dari arus informasi digital yang masif, perubahan pola kerja, serta tekanan sosial dan ekonomi yang tidak menentu.
- Artificial Intelligence (AI), munculnya teknologi kecerdasan buatan yang secara langsung mengubah lanskap ruang kerja birokrasi dan menuntut penyesuaian mendalam dalam sistem dan budaya kerja.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Muhammad Aswad mengumumkan peserta terbaikdari masing-masing angkatan PKA Tahun 2025. Dari Angkatan XVI, terbaik pertama diraih oleh Muhammad Yunus, SP., MP., dengan inovasi “SAPA PETANI” yang memetakan sarana dan prasarana pertanian guna mendukung ketepatan intervensi kebijakan. Terbaik kedua adalah drg. Fajar Sidiq dengan inovasi “BARACUDA”, sistem digital untuk mempercepat layanan donor darah. Posisi ketigadiraihIrwan, S.E., M.M., lewat “SIGAP”, sistem pengamanan asset berbasis teknologi untuk meningkatkan akuntabilitas pelayanan publik.
Sementara itu, dari Angkatan XVII, Ronald Yunus Noya, S.SI., dinobatkan sebagai terbaik pertama berkat “D’TRANS 360”, system digitalisasi terpadu transmigrasi berbasis data spasial. Terbaik kedua diraih Imam Darmawan Makkawaru, S.STP., M.M., dengan “GOVERMENT”, system geo spasial untukpengelolaan asset tanah di Palopo. Terbaik ketiga adalah Nanin Sudiar, AP., melalui program “SAPA Mulia” yang memperkuat layanan perlindungan social bagi perempuan dan anakdengan pendekatan kolaboratif.
Muhammad Yunus—peserta terbaik dari Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) XVI—mengungkap latar belakang inovasi “SAPA PETANI” yang iakembangkan. Inovasi ini lahir dari keprihatinannya atas lemahnya sistem data spasial sector pertanian di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang menyebabkan ketidaktepatan perencanaan dan penyaluran bantuan. Sebagai respons, Yunus membangun sistem pemetaan digital berbasis spasial yang akurat, mudah diakses, dan aplikatif untuk mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang lebih efektif dan berbasis data.
Dalam proses pengembangannyaselamapelatihan, SAPA PETANI dirancang secara bertahap melalui analisis kinerja dan evaluasi SAKIP, serta diuji coba di Kecamatan Wonomulyo dengan dukungan penuhdari Dinas Pertanian dan Pangan. Ke depan, Yunus berkomitmen untuk memperluas dampak inovasi ini dengan mendorong integrasi ke dalam SKP pegawai, penerbitan surat edaran kepala dinas, pengusulan anggaran pemetaan untuk 15 kecamatan lainnya, dan pengembangan dashboard publik. Dengan dukungan kelembagaan dan komitmen berkelanjutan, SAPA PETANI diyakini akan menjadi instrument perubahan nyata bagi kesejahteraan petani dan tata kelola pertanian daerah.
Gagasanperubahan yang ditunjukkan Muhammad Yunus merupakan cerminan dari semangat kepemimpinan adaptif yang ditekankan selama pelatihan. Juga dalam sambutannya, Kepala Pusjar SKMP LAN, Dr. Muhammad Aswad, M.Si., menegaskan pentingnya visi dan misi perubahan yang dimiliki oleh setiap pemimpin.
“Pemimpin harus mampu memastikan bahwa setiap kendala dan dinamikadalamorganisasiadalahbagiandarisituasi yang memang diharapkan untuk ditaklukkan. Di sinilahvisi dan misi perubahan yang dimiliki pemimpin menjadi sangat krusial,” tegas Dr. Aswad.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia menargetkan sebagai negara dengankekuatanekonomiterbesarkeempat di dunia pada tahun 2045. Visi besar ini hanya dapat dicapai bila didukung oleh penguatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjadi penggerak utama dalam birokrasi pemerintahan.
“Pengembangan kualitas SDM, terutama ASN Indonesia, adalah suatu keharusan yang tak bias ditunda. Kita semua bertanggungjawab untuk mendukung arah perubahan ini menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Dr. Aswad menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh peserta PKA yang telah menyelesaikan pelatihan. Namun, ia juga mengingatkan agar para pesertatidakcepatberpuasdiri. “Selamat untuk seluruh peserta. Jangan terlalu puas atas hasi lsaat ini, karena masih banyak kesempatan berikutnya yang menanti. Jadikan momentum ini sebagai starting point untuk menghasilkan inovasi perubahan terbaik di masa depan.”
Tak lupa, ia juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada para kolega dan instans ipengirim yang telah menjadi stakeholder penting dalam penyelenggaraan PKA oleh Pusjar SKMP LAN. Ia berharap dukungan tersebut akan terus berlanjut sebagai bagian dari kolaborasi lintas institusi yang strategis untukmenciptakan birokrasi yang tangguh dan adaptif.
Dengan ditutupnya pelatihan ini secara resmi, setiap peserta diharapkan siap menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di lingkungan kerja masing-masing. Kegiatan ini menandakan babak baru bagi para pemimpin administrator untuk menerapkan ilmu, keterampilan, dan jaringan yang telah dibangun demi efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas yang lebih baik di birokrasi pemerintahan. (*)
Citizen Reporter: Adekamwa (Humas Pusjar SKMP LAN)
















