Bachtiar Adnan Kusuma (paling kanan) bersama tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda usai pertemuan dalam upaya memerangi hoax.
MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Camat Tamalate, Hasan Sulaeman memprakarsai pertemuan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda sekecamatan Tamalate untuk memerangi hoax yang acapkali menyerang anak-anak muda dan remaja.
Silaturahmi dan Dialog yang dihadiri Camat Tamalate, Hasan Sulaeman, Kapolsek Tamalate Kompol Arif Amiruddin, Danramil Tamalate, para lurah, ketua LPM, FKM, Ketua RW, ketua BKM Daeng Jarre, Tokoh Agama dan pemuda, berlangsung di salah satu kafe, Jl Daeng Tata, Selasa, 1 Oktober 2019 lalu.
Camat Tamalate, Hasan Sulaeman menegaskan kalau pertemuan yang digelar bersama para tokoh-tokoh masyarakat adalah untuk mencegah merebaknya berita-berita hoax yang melanda anak-anak dan remaja. Berita hoax yang belum tentu benar, maka perlu keterampilan dan kecerdasan anak-anak dan orang tua membedakan apakah informasi yang diterimanya benar atau bohong.
”Kami butuh keterlibatan semua tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda agar ikut serta menjaga anak-anak kita agar tidak terprovokasi berita-berita hoax yang tidak bertanggungjawab,” tegas Hasan Sulaeman.
Ketua LPM Parangtambung, Bachtiar Adnan Kusuma menyampaikan gagasan dan pendapatnya dalam pertemuan silaturahmi para tokoh masyarakat Tamalate. Menurut BAK, perlunya memperkuat pendidikan keluarga. Hanya dengan pendidikan yang kuat dari keluarga bisa memerangi hoax. Anak-anak ibarat kertas berwarna putih, bersih dan suci, hanya faktor lingkungan yang menyebabkan kertas putih bisa berubah jadi hitam atau kotor. Keluarga menjadi benteng utama bagi anak-anak untuk diberi bekal awal bagaimana agar mereka tidak terjebak dalam informasi hoax.
Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan orang tua ikut serta total mengawal-anak-anaknya. “Kita butuh orang tua yang bisa menjadi figur dan cermin utama bagi anak-anaknya,” kata Ketua Forum Peduli Pendidikan Sulsel ini.
Setiap persoalan yang muncul di tengah anak-anak termasuk ikut serta demo pada jam-jam belajar, dibutuhkan keterlibatan orang tua, sekolah dan masyarakat untuk memberikan bekal ilmu yang kuat bagi mereka. Kuncinya haruslah bermula dari rumah tangga. Hanya rumah tangga yang memiliki pendidikan yang baik, bisa menjadi spektrum bagi anak-anak agar mereka bisa memilah mana yang baik dan buruk.
“Saya mengusulkan agar perlunya kegiatan berkesinambungan aparat kecamatan bersama Polsek- Danramil turun ke warga secara rutin dan berkesinambungan. Jangan hanya turun ketika terjadi problem sosial di tengah masyarakat, ” kata Bachtiar.
Prinsip-prinsip upaya preventif, kuratif dan rehabilitatif sangat perlu terus menerus diberikan kepada kaum muda terutama yang berada di 11 kelurahan yang ada di kecamatan Tamalate.
Ketua LPM Balangbaru, M. Nurdin, Ketua FKM Hartaco Rustam Leo ikut memberikan masukan dan tanggapan bagaimana menjadikan Tamalate sebagai salah sati wilayah yang aman, nyaman dan harmonis. (rls/dmh)