PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pentas Seni yang digelar Dinas Pendidikan Parepare segera dihelat. Sebanyak 15 peserta terpilih dari berbagai sekolah akan menampilkan beragam seni pertunjukan, salah satunya adalah Sanggar Seni Sumange Wija Asera dari SMPN 9 Parepare.
Sanggar ini akan membawakan Tari Mappatinro Anak, sebuah tarian yang kaya akan makna filosofis. Tari ini akan menjadi persembahan andalan mereka dalam acara bergengsi tersebut. “Kami sangat bangga dan bersyukur bisa terpilih sebagai salah satu dari 15 peserta. Ini adalah bukti bahwa kerja keras anak-anak membuahkan hasil,” ujar Ernawati, Pembina Sanggar Seni Sumange Wija Asera, Sabtu (30/8/2025).
Ernawati menyebut terpilihnya mereka menjadi momentum berharga. Ia juga memuji kesungguhan para siswa selama proses latihan. “Terpilih sebagai salah satu dari 15 besar adalah bukti bahwa kerja keras anak-anak, serta proses latihan yang penuh kesungguhan, membuahkan hasil yang layak diapresiasi,” tambahnya.
Meski berhasil lolos, Ernawati tak menampik jika selama persiapan para siswa menghadapi berbagai tantangan. “Tantangan yang dihadapi siswa biasanya di mode koordinasi dan keseimbangan,” tuturnya. Koordinasi gerak tangan, kaki, dan ekspresi wajah menjadi hal yang sulit bagi siswa pemula.

Selain itu, para siswa juga sering kesulitan menampilkan ekspresi yang sesuai dengan makna tarian. “Siswa sering kesulitan menampilkan ekspresi lembut atau kasih sayang yang sesuai dengan makna tarian,” ungkap Ernawati.
Untuk mengatasi hal tersebut, Ernawati memiliki cara tersendiri. Ia melakukan pendekatan kepada para siswa dan membangun hubungan emosional agar mereka dapat memahami makna tarian secara mendalam. “Cara saya mendampingi, saya mengadakan pendekatan dan membangun hubungan kepada siswa terhadap makna tarian tersebut,” jelasnya.
Ernawati pun memiliki tiga metode andalan dalam mendampingi para siswa. “Saya menceritakan kisah di balik Tari Mappatinro Anak, menampilkan video pertunjukan otentik, serta mengajak mereka berdiskusi kecil tentang nilai-nilai kasih sayang, kelembutan, dan empati,” ungkapnya.
Tari Mappatinro Anak, yang akan mereka bawakan, menggambarkan hubungan emosional yang erat antara seorang ibu dan anaknya. “Tari ini memiliki makna mendalam, terutama tentang kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu, serta nilai-nilai budaya Bugis-Makassar,” papar Ernawati.
Guna memastikan penampilan mereka sempurna, tim sanggar telah melakukan latihan intensif selama dua minggu. “Kami sudah latihan selama dua minggu sebelum pementasan,” tutupnya.
Reporter: Faizal Lupphy.


















