SIDRAP, PIJARNEWS. COM–Darah pebalap motorcross tampaknya mengalir di tubuh Fery Agler, meski masih berusia 8 tahun, putra pebalap nasional asal Kabupaten Sidrap H. Uci itu tak ciut menghadapi lintasan tajam, terjal dan berliku. Potensi cidera saat beraksi tak membuat Fery ciut nyali, justru dia terus menggeber tunggangan besinya demi menjadi sang juara.
Diusianya yang masih belia, Fery telah mencatatkan sejumlah prestasi. Siswa kelas SD Negeri 2 Arawa itu, telah mengikuti berbagai event motorcross sebanyak 10 kali.
“Perang Bintang Bupati Cup” Kejurda Seri 2 MARADONA Grasstrack dan Motocross Championship di Sirkuit Maradona di Desa Lasiwala, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap, pada Sabtu (10/5/2025), menjadi event ke 10 yang di ikuti Fery.
“Senang, enak dan seru,” kata Fery saat mengungkapkan alasannya menyukai motorcross.
Fery berlatih motorcross sejak usia belia, sang ayah H. Uci menempa Fery dengan penuh disiplin, namun tetap mengatur jadwal agar tidak ketinggalan menimba pengetahuan di Sekolah.
“Fery ini saya latih sejak umur 7 tahun, untuk event balapan sudah 10 kali, salah satunya di Makassar, alhamdulillah dapat piala, dan motorcross di Lasiwala ini yang ke 10,” ungkap H. Uci.
“Kakaknya juga ikut motorcross, tapi tidak main dulu karena masih cidera,” tambahnya.
H. Uci, sendiri merupakan pebalap legendaris dan telah mengikuti berbabagai kejuaran nasional, karier balapanya dimulai sejak tahun 90an.
“Tahun 2000 sampai 2019 saya yang mewakili Sidrap untuk event motorcross diberbagai daerah,” ungkapnya.
H. Uci saat ini telah membuat tim yang diberi naman BMP Reacing (Bukit Mandiri Perkasa Reacing) yang dibentuknya sekira medio 2017-2019.
“Pembalap kami lengkap untuk semua kelas, mulai dari Mini Trail sampai dengan Legenda,” tuturnya.
H. Uci optimistis duni olahraga otomotif di Kabupaten Sidrap akan semakin maju, sebab di Sidrap memiliki beberapa sirkuit yang dapat mendukung para atlet balap untuk terus mengasah kemampuannya.
Dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya, tentu H. Uci memiliki catatan tersendiri yang menurutnya harus ada perubahan dalam setiap event motorcross. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah tentang jumlah amplop hadiah dan biaya registrasi pendaftaran.
“Kalau bisa biaya pendaftarannya jangan terlalu tinggi, sementara amplop hadiah kecil, karena ada pengalaman biaya pendaftaran Rp 500 sementara amplopnya Rp 800,” harapnya.
Sehingga kata H. Uci, nilai tersebut sangat berat bagi para pebalap. Yang ideal kata H. Uci jika pendaftaran Rp 100 ribu amplop hadiahnya Rp. 1 juta, dan jika pendaftaran Rp 200 maka amplop hadiahnya Rp 2 juta. Hal itu menurutnya akan semakin mendorong semangat pebalap dan mendorong tumbuhnya para pembalap di tanah air, khususnya Kabupaten Sidrap.
“Dulu jaman saya, pendaftaran Rp 100 amplop hadiahnya itu 1 sampai dengan 2 juta rupiah,” Katanya. (Tohir)