OPINI — Ada suasana berbeda saat memasuki bulan Februari. Hampir di setiap pusat perbelanjaan dihiasi dengan ornamen berwarna merah jambu. Dilengkapi dengan pernak pernik bertuliskan cinta dan berbentuk hati. Coklat, bunga permen diburu. Produksinya pun menjelang perayaan Valentine’s Day (V-Day) semakin meningkat.
Bagi seller, momentum ini dapat menjadi peluang bisnis yang sayang jika dilewatkan. Berdasarkan data Tokopedia, penjualan cokelat pada 2017 meningkat lebih dari 650%. Sementara angka penjualan bunga meningkat lebih dari 250%.(Economy.okezone/15/2/2018)
Di Foodmart, Delfi ukuran 65 gram beli satu gratis satu. ”Permintaan sih semakin banyak, apalagi ada promo beli satu gratis satu,” kata Siti, salah satu penjaga toko. Selain penjualan ritel, penjualan paket cokelat secara online juga meningkat. Seperti Suci, yang berjualan paket cokelat lengkap dengan boneka. Dia mengaku penjualan naik tiga kali lipat dibanding hari biasa. Paket tersebut dijual dengan harga mulai Rp 160 ribu. ”Harga segitu itu sudah dapat boneka ukuran 20 cm, cokelat, bunga, kotak, pita, dan kartu ucapan,” ujarnya. (Indipos/12/2/2019)
V- Day, Tradisi Barat
V-Day dilambangkan sebagai hari kasih sayang. Perayaan ini dijadikan sebagai ajang pembuktian cinta. Di berbagai negara masing-masing berbeda dalam perayaannya. Sebut saja Amerika Serikat. Di Amerika, perayaan Valentine ditandai dengan saling bertukar kartu. Ada banyak jenis kartu yang diberikan saat perayaan Hari Kasih Sayang selama bertahun-tahun. Bukan hanya kartu-kartu berhias indah dan berisi kata-kata cinta, tapi juga yang berisi humor-humor kejam. Tidak jarang orang-orang berkreasi membuat kartu Valentine untuk diberikan pada orang-orang tercinta.
Sementara itu di Inggris para cewek yang masih jomblo bangun lebih pagi pada Hari Valentine. Mitosnya, pria pertama yang mereka lihat hari itu akan menjadi pendamping hidupnya. Kebiasaan unik lainnya, mereka meletakkan semanggi berdaun empat yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan di sudut-sudut bantal. Mereka juga memakan telur dengan garam di malam Valentine.
Kisah Hari Valentine sendiri bisa ditelusuri dari era Romawi Kuno, terkait kepercayaan paganisme. Tiap tanggal 13-15 Februari, warga Romawi kuno merayakan Lupercalia. Upacara dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing. Kemudian, pria setengah telanjang berlarian di jalanan, mencambuk para gadis muda dengan tali berlumuran darah yang terbuat dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Walaupun mungkin terdengar seperti semacam ritual sesat sadomasokis, itu dilakukan orang-orang Romawi lakukan sampai tahun 496 Masehi. Sebagai ritus pemurnian dan kesuburan.
“Upacara diyakini bisa membuat perempuan lebih subur,” kata Noel Lenski, sejawaran dari University of Colorado, Boulder, seperti dimuat USA Today, 13 Februari 2014. Puncak Lupercalia pada 15 Februari, di kaki Bukit Palatine, di samping gua — yang diyakini menjadi tempat serigala betina menyusui Romulus and Remus — pendiri kota Roma dalam mitologi Romawi. (Liputan6/14/2/2015)
V-Day dari Paham Kebebasan
Antara sejarah dan realitanya terlihat ada perbedaan namun pada perkembangannya V-Day dikalangan generasi muda semakin digandrungi.
Pelampiasan rasa cinta yang tidak pada tempatnya justru memberikan peluang bagi siapa pun untuk melakukan seks bebas. Liberalisasi atau paham kebebasan menjadi dalih bagi siapapun untuk melakukan apapun sekehendak hatinya.
Para pendukung V-Day adalah mereka yang memaknai cinta sebagai pemuasan rasa suka, sayang kepada lawan jenis. V-Day menjadi sakral bahkan tidak jarang yang menjadikan sebagai tonggak peresmian jalinan kasih antara dua insan.
Ironisnya, saat V-Day aktifitas gaul bebas meningkat. Hal ini berdasarkan pada meningkatnya pejualan kondom. Seperti yang dikatakan oleh Wali Kota Makassar yang melarang perayaan Valentine di wilayahnya. “Kenapa ini menjadi perhatian pemerintah, karena dimanfaatkan oleh hal-hal yang beberapa indikasi tanda-tanda. Misalnya ada penjualan permen dengan kondom, penjualan narkoba semakin meningkat,” kata Danny Pomanto di kantor Wali Kota Makassar, Jalan Ahmad Yani, Makassar. (Detiknews/14/2/2019).
Jika terus dibiarkan maka angka seks bebas akan meroket dari tahun ke tahun. Masa depan generasi muda semakin suram. Menurut Komnas Perlindungan Anak (KPAI) berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan melakukan survei di berbagai kota besar di Indonesia menyatakan sebuah data, “62,7% remaja di Indonesia melakukan hubungan seks di luar nikah (Kompasiana, 23/05/2018).
Pandangan Islam Tentang Cinta
V-Day adalah tradisi yang sebenarnya tidak layak untuk diikuti. Sayangnya di negeri mayoritas umat Muslim latah dalam mengikutinya tradisi yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam dan kaum Muslim bahkan bertentangan dengan aturan Islam.
Dari Ibn Umar beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُمَ
“Barangsiapa yang menyerupai kaum maka ia termasuk bagian dari mereka,” (HR Abu Dawud, hasan)
Seorang Muslim harus memiliki landasan mendasar dalam beraktifitas. Landasannya tentu dari hukum syara’ ( Al Quran, Hadits, Ijma’ Sahabat dan Qiyas). Islam memiliki pandangan bahwa cinta itu adalah anugerah sekaligus fitrah dari Allah SWT. Karena bersumber dari Allah SWT maka menyalurkannya pun harus sesuai aturan-Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran ayat 14:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَـنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Selanjutnya disebutkan pula dalam QS. An Nisaa ayat 1:
يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
Maka ketika cinta telah bersemayam dalam diri setiap Muslim kewajibannya adalah mencari tau bagaimana Islam mengatur cara melampiaskannya. Bagi yang sudah mampu menikah maka harus disegerakan. Karena jika tidak disegerakan syaithan akan mudah menghasut, menjerumuskan ke dalam kemaksiatan. Jika belum mampu, Islam menganjurkan untuk berpuasa.
Sementara itu cinta tidak saja bermakna adanya ketertarikan dengan lawan jenis. Seperti yang disebutkan dalam QS An-Nisa ayat 1 diatas cinta itu luas. Sehingga salah kaprah ketika hanya momentum V-Day yang menjadi simbol rasa cinta.
Inilah sikap tegas Islam dalam memaknai cinta. Sekaligus keharuman untuk mengikuti tradisi yang tidak ada sama sekali hubungannya dengan Islam. Wallahu A’lam. (No HP/WA 089 607 905 189)
___________________________________________________________________________
Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.