Adalah sebuah keniscayaan setiap orang berniat melakukan kebaikan. Niat itu lalu berbuah ide dan melahirkan politik yang akhirnya menyusun proses dalam pelaksanaannya. Politik (read; siasa’) atau strategi.
Pada beberapa kenyataan, setiap politik yang lahir terkadang tidak disertai proses pelaksanaan yang baik. Namun ternyata ada pula niat baik, ide baik dan disertai dengan proses pelaksanaan yang juga baik.
Politik model itu salah satunya dilakukan oleh Sang Madipa Afrika Selatan, Nelson Mandela. Perjuangan Nelson Mandela dikisahkan kembali dalam sebuah film berjudul Invictus. Judul itu berasal dari sebuah puisi pendek penyair Inggris William Ernest Henley. Sutradara Clint Eastwood mengangkat kisah nyata itu berdasarkan novel John Carlin, Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Made a Nation.
Tahun 1994, Nelson Mandela menjadi Presiden. Momentum yang ditunggu-tunggu oleh orang kulit hitam setelah sekian lama merasakan penindasan rezim orang kulit putih yang rasialis. Orang kulit hitam hendak melampiaskan dendam berkaratnya dengan menghancurkan jejak, simbol, sistem dan apa saja yang terkait orang kulit putih saat itu.
Namun ambisa itu harus kandas. Mandela menebarkan ajakan presiden; “Masa lalu adalah masa lalu. Kita sekarang melihat kedepan. Sekarang bukan waktunya balas dendam, ini waktunya membangun Bangsa dan Negara”. Sang Madipa justru mengkonsolidasikan kembali satu per satu hati yang terluka dan merajut kembali jembatan yang rapuh dan patah.
Nelson Mandela menjadi tokoh politik paling lama mendekam di penjara. Mandela sangat merasakan siksaan dan diskriminasi dari rezim Apartheid (apart; memisah. heid; sistem/hukum). Sebuah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan. Terhitung tak kurang 27 tahun Nelson Mandel berpindah-pindah penjara di rezim Apartheid.
Namun Afrika Selatan beruntung memiliki Nelson Mandela. Tembok penjara tak melumatkan jiwanya. Semua penjara hanya bisa mengurung tubuh, tetapi jiwanya berkelana bebas. Nelson Mandela berkulit hitam, tetapi berhati putih.
Invictus (Tak terkalahkan) adalah puisi yang selalu dibaca Nelson Mandela di penjara.
@ibrahlaiman