toto

toto

Situs Toto

Situs Toto

Togel Online

  • Tentang Kami
  • Tim Pijarnews
  • Kerjasama
Selasa, 11 November, 2025
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Pijar News
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan
Pijar News
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Utama Opini

Opini: Omong Kosong Gerakan Mahasiswa

Alfiansyah Anwar Editor: Alfiansyah Anwar
21:26, 12 Mei 2017
di Opini, Pendidikan, Sulselbar
Waktu Baca: 3 menit
Opini: Omong Kosong Gerakan Mahasiswa

Peribahasa atau mungkin lebih tepatnya kata-kata motivasi yang sering kita dengakrkan ialah “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, kalau ada masalah pada batang atau buahnya coba cari akarnya”. Banyak kesenjangan yang terjadi, kesengsaraan, tirani dan fenomena-fenomena ketidakadilan yang lainnya, seperti korupsi, penyelewengan, perampasan hak warga yang aktor utamanya ialah para pejabat-pejabat birokrasi pemerintahan, dan bagi saya hal tersebut sedikit banyaknya punya kaitan dengan pengalaman-pengalaman pejabat tersebut saat masih menjadi mahasiswa.

Faktanya di lapangan, orang-orang yang sekarang menduduki kursi pemerintahan adalah orang-orang yang dulu merupakan seorang organisatoris, atau dia pernah aktif di lembaga mahasiswa, mengenyam asam garam dunia kampus atau istilah kekinian dan kerennya ialah “aktivis”. Jadi kalau banyak yang korup hari ini mungkin saja mungkin…….., ada yang salah ketika dia bermahasiswa, ada yang tak beres ketika dia berlembaga.

Melihat penyakit sosial yang menjangkiti sebagian besar aktivis mahasiswa maupun para intelektual, telah menjadi duri tersendiri dalam kesucian sebuah perjuangan. Ya mungkin saja penyakit itu hadir ketika seseorang punya hasrat terhadap kekuasaan dan berusaha meraihnya seperti kata Nietzsche, semua orang punya “the will to power” atau hasrat kuasa yang terkadang tidak mempedulikan lagi etos kejuangan kolektif dan tujuan suci organisasi. Dan juga banyak perjuangan yang sampai hari ini berhenti di persimpangan jalan, karena kita sering menemukan anomali-anomali gerakan serta inkonsistensi perkaderan di setiap perjalanan panjang sebuah lembaga mahasiswa.

Realitas kemahasiswaan yang saya masih saya persaksikan hingga saat ini, pertama di forum-forum perkaderan dan kajian serta ruang-ruang diskusi, kita sering mendengar dan selalu disampaiakan, bahwa kita punya kemandirian berfikir dan kemampuan analisa tersendiri atau dalam bahasa Kantian “sapare Aunde” dan gunakanlah itu, kita diberi pilihan menentukan sikap kita sendiri di segala lini dan tentunya dengan kecenderungan belajar yang beragam, organisasi apa yang akan ditempati berkarir, maupun pilihan politik kita sendiri.

Honest Card

Namun pada realitanya ternyata tidak demikian, banyak oknum senior yang mendoktrin adik angkatnya untuk mengikuti apa pun instruksi seniornya atas nama pembelajaran dan proses kaderisasi, walaupun itu sudah berbelok haluan dan tidak sesuai dengan visi- misi lembaga, apalagi jika hanya tidak sejalan dengan keinginan sang junior. Tapi apa mau dikata, atas penghargaan terhadap senior dan mengikuti proses belajar dia harus tunduk dan patuh. Bukan kah kita selalu diajarkan kemandirian berpikir mengambil keputusan sendiri tapi kenyataannya, ada bangunan dinasti politik yang mengakar dalam kultur berorganisasi di kampus, bukankah itu sebuah inkonsistensi perkaderan??

Baca Juga

Dipimpin Wali Kota Parepare, Upacara Hari Pahlawan Berlangsung Khidmat

Pemkot Parepare Hidupkan Eks Pasar Seni, Lewat Even Kampung Enjoy

Fenomena berikutnya ialah di lembaga mahasiswa ialah, kita diajarkan untuk menegakkan keadilan dan hukum diatas segalanya, membela kepentingan orang bawah, dan memerangi korupsi, tapi realitas membuktikan, banyak mahasiswa yang secara sadar melanggar hukum, bukan saja diluar tapi juga di internalnya, sering terjadi pelanggaran AD/ART yang menjadi konstitusi organisasi. Yah lagi-lagi konstitusi sekedar omong kosong belaka.

Di jalan-jalan dengan lantang bersuara menggunakan megaphone sembari memblokir jalan, bakar ban yang terminologi mereka biasa dikenal dengan parlemen jalanan. Mereka menyuarakan perlawanan terhadap korupsi tapi siapa yang tau dan bisa pastikan apa yang terjadi ketika mereka berurusan dengan proposal kegiatan yang bernilai jutaaan bahkan puluhan juta yang mereka sambangi ke birokrasi dan pimpinan kampus.

Kenyataan yang lain dipertontonkan ke kita bahwa, mahasiswa selalu mengatasnamakan rakyat, sepertinya telinga kita sudah geli mendengar slogan-slogan “atas nama rakyat, demi kaum tertindas sampai bahasa yang lebih canggih sedikit “vox vopule vox dae” tapi pada realitasnya setiap aktivisnya jarang yang bersentuhan langsung dengan denyut nadi kaum bawah justru dia menjadi ancaman bagi mereka, contoh sederhana ialah dengan demo dijalan meneriakkan atas nama rakyat tapi disisi lain mematikan sendi perekonomian rakyat.

Di dalam forum perkaderan, berjibaku materi tentang kebenaran dan perlunya memerangi segala bentuk kejahatan sebagai negasi terhadap memperjuankan agenda suci kebenaran, tapi perilakunya dalam keseharian jauh panggang dari api, di sana sini keliling ceramah menyampaikan bahwa sesama manusia tidak boleh saling mendzalimi dan menyakiti, karena pada dasarnya manusia adalah kesatuan tapi kesehariannnya justru sering mendzalimi orang, bahkan teman sendiri.

Dari warkop yang satu ke warkop yang lain khotbah bahwa jangan berlaku curang sesama manusia, tapi justru kecurangan menjadi santapan sehari-harinya, yang telak menjadi korbannya tidak jauh-jauh, juniornya sendiri. Di depan junior-juniornya, seniornya ataupun dosen memasang wibawa intelek dan sok suci. Lidahnya yang begitu lihai memainkan setiap inchi kalimat-kalimat retoris, memaksa psikologi orang yang mendengarnya berdecak kagum apalagi kalau junior yang mendengar itu, tapi aneh bin ajaiab semua itu berubah saat dia kembali ke kosnya, 180 derajat tidak sesuai dengan apa yang dia sampaikan.

Dan masih sangat banyak inkostensi gerakan lainnya yang sangat jauh dari khittanya yang mewabah di kaum “agent of change” ini, ya… semuanya omong kosong yang di lumuri retorika semu nan melangit belaka. Yang saya mau bilang bahwa kita masih jauh dan sangat jauh, jauh sekali dari apa yang kita impikan di forum-forum perkaderan, ruang-ruang kajian dan wadah diskursus selama ini.

Bahrum Pena
(Ketua UKM Pena Umpar)

Terkait: AktivisMahasiswaParepare

BERITA TERKAIT

Dipimpin Wali Kota Parepare, Upacara Hari Pahlawan Berlangsung Khidmat

Dipimpin Wali Kota Parepare, Upacara Hari Pahlawan Berlangsung Khidmat

10 November 2025
Pemkot Parepare Hidupkan Eks Pasar Seni, Lewat Even Kampung Enjoy

Pemkot Parepare Hidupkan Eks Pasar Seni, Lewat Even Kampung Enjoy

10 November 2025
Ketua TP-PKK Parepare Dorong UMKM Manfaatkan Tani Smart Market

Ketua TP-PKK Parepare Dorong UMKM Manfaatkan Tani Smart Market

7 November 2025
Imigrasi Parepare gelar Operasi Keimigrasian di Wajo

Imigrasi Parepare gelar Operasi Keimigrasian di Wajo

7 November 2025
Jamu Pedagang Pasar Lakessi, Wali Kota Parepare Tegaskan Relokasi Demi Pasar Tertib dan Nyaman

Jamu Pedagang Pasar Lakessi, Wali Kota Parepare Tegaskan Relokasi Demi Pasar Tertib dan Nyaman

7 November 2025
Tingkat Pengangguran Terbuka Parepare Turun, Pemkot Sebut Karena Efektivitas Program Ekonomi Lokal

Tingkat Pengangguran Terbuka Parepare Turun, Pemkot Sebut Karena Efektivitas Program Ekonomi Lokal

5 November 2025
Selanjutnya
Pemkab Enrekang Beri Pelatihan Kerja untuk Warga Lapas

Pemkab Enrekang Beri Pelatihan Kerja untuk Warga Lapas

Berita Terbaru

Dipimpin Wali Kota Parepare, Upacara Hari Pahlawan Berlangsung Khidmat

Dipimpin Wali Kota Parepare, Upacara Hari Pahlawan Berlangsung Khidmat

10 November 2025
Melalui Pandu Literasi Digital, Komdigi Ajak Masyarakat Waspadai Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik

Melalui Pandu Literasi Digital, Komdigi Ajak Masyarakat Waspadai Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik

10 November 2025
Semarak HUT Kota Makassar ke-418, Munafri Berikan Dana Pembinaan kepada 100 Hafiz dan 418 Anak Panti Asuhan

Semarak HUT Kota Makassar ke-418, Munafri Berikan Dana Pembinaan kepada 100 Hafiz dan 418 Anak Panti Asuhan

10 November 2025
Program Pascasarjana Universitas Bosowa Perkuat Kompetensi ASN Melalui Sosialisasi di Selayar

Program Pascasarjana Universitas Bosowa Perkuat Kompetensi ASN Melalui Sosialisasi di Selayar

10 November 2025
Fakultas  Hukum Universitas Bosowa Gelar PKPA Bersama Peradi untuk Mencetak Advokat Profesional

Fakultas Hukum Universitas Bosowa Gelar PKPA Bersama Peradi untuk Mencetak Advokat Profesional

10 November 2025
Sekda Makassar Buka Sosialisasi GAKI: Penguatan Peran Ayah untuk Keluarga Tangguh

Sekda Makassar Buka Sosialisasi GAKI: Penguatan Peran Ayah untuk Keluarga Tangguh

10 November 2025
Pesantren Darul Aman Gelar Santri Life Fair 2025: Semangat Kreativitas Hingga Keberkahan

Pesantren Darul Aman Gelar Santri Life Fair 2025: Semangat Kreativitas Hingga Keberkahan

10 November 2025
Pahlawan Zaman Now: Kepahlawanan sebagai Tindakan Bermakna di Era Digital

Pahlawan Zaman Now: Kepahlawanan sebagai Tindakan Bermakna di Era Digital

10 November 2025
Upacara Hari Pahlawan, Wabup Pinrang: Semangat Pahlawan Harus Jadi Energi

Upacara Hari Pahlawan, Wabup Pinrang: Semangat Pahlawan Harus Jadi Energi

10 November 2025
Peringati Hari Pahlawan 2025, Bupati Sidrap Serahkan Penghargaan

Peringati Hari Pahlawan 2025, Bupati Sidrap Serahkan Penghargaan

10 November 2025

Artikel Lainnya

Media Online Pijar News ini Telah Terverifikasi secara Administratif dan Faktual Oleh Dewan Pers

  • Tentang
  • Redaksi
  • Advertise
  • Kebijakan Privacy
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Pemberitaan
  • Perlindungan Wartawan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.