toto

toto

Situs Toto

Situs Toto

Togel Online

toto

  • Tentang Kami
  • Tim Pijarnews
  • Kerjasama
Senin, 8 Desember, 2025
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Pijar News
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan
Pijar News
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Utama Opini

OPINI: Implikasi Hukum Putusan MK No.60/PUU-XXII/2024

Tim Redaksi Editor: Tim Redaksi
10:23, 21 Agustus 2024
di Opini
Waktu Baca: 4 menit
OPINI: Implikasi Hukum Putusan MK No.60/PUU-XXII/2024

Rusdianto

OPINI-Putusan Mahkamah Konstitusi atau MK yang mengubah ambang batas syarat pencalonan di pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024 mendapatkan apresiasi dan komentar dari berbagai kalangan. Putusan MK No.60/PUU-XXII/2024 ini langsung berlaku untuk Pilkada 2024. Sebab, putusan MK ini tidak menyebut penundaan pemberlakuan putusan pada pilkada mendatang seperti halnya Putusan MK terkait Ambang Batas Parlemen No.116/PUU-XXI/2023 (berlaku setelah 2024, yakni di Pemilu 2029).

Berikut penulis kutip Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024:

Menyatakan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai:

“Partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan sebagai berikut: Untuk mengusulkan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur:

  • Provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap sampai dengan 2.000.000 (dua juta) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 10% (sepuluh persen) di provinsi tersebut;
  • Provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 2.000.000 (dua juta) jiwa sampai dengan 6.000.000 (enam juta) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 8,5% (delapan setengah persen) di provinsi tersebut;
  • Provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 6.000.000 (enam juta) jiwa sampai dengan 12.000.000 (dua belas juta) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 7,5% (tujuh setengah persen) di provinsi tersebut;
  • Provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 12.000.000 (dua belas juta) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 6,5% (enam setengah persen) di provinsi tersebut;
Honest Card

Untuk mengusulkan calon Bupati dan calon Wakil Bupati serta calon Wali Kota dan calon wakil Wali Kota:

Baca Juga

Bencana Ini Tak Datang Sendiri

RT/RW dalam Pusaran Klientelisme

  • Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap sampai dengan 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memperoleh suara sah paling sedikit 10% (sepuluh persen) di kabupaten/kota tersebut;
  • Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 8,5% (delapan setengah persen) di kabupaten/kota tersebut;
  • Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) sampai dengan 1.000.000 (satu juta) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 7,5% (tujuh setengah persen) di kabupaten/kota tersebut;
  • Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 1.000.000 (satu juta) jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 6,5% (enam setengah persen) di kabupaten/kota tersebut;”.

Sebagai implikasi  Putusan MK No.60/PUU-XXII/2024 Komisi Pemilihan Umum (KPU) wajib mengubah Peraturan KPU (PKPU) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota. Praktis KPU masih punya waktu sekitar 7 hari untuk mempelajari secara komprehensif Putusan MK tersebut. Tentu ada beberapa point yang perlu disesuaikan terkait teknis pendaftaran yang telah diatur sebelumnya di PKPU Nomor 8 Tahun 2024. Namun menurut penulis, jika waktu yang ada kurang memadai karena harus konsultasi ke DPR dulu, maka KPU cukup menempuh langkah yang sama pada saat menindaklanjuti Putusan MK No.90/PUU-XXI/2023. Karena Putusan MK soal ambang batas pencalonan pilkada ini sama persis dengan Putusan MK soal usia calon di Pilpres dalam Putusan MK No.90/PUU-XXI/2023, yang memberi tiket pencalonan dan digunakan Gibran untuk maju pada Pilpres 2024 yang lalu. Jadi Putusan MK bisa langsung diberlakukan dengan atau tanpa perubaan PKPU karena Putusan MK bersifat erga omnes yang berarti mengikat dan harus dipatuhi oleh setiap warga negara dan lembaga negara setelah dibacakan didepan persidangan yang terbuka untuk umum, sehingga akan menjadi keliru jika KPU berani mengabaikan atau menafsirkan lain putusan MK ini.

Menurut penulis, MK kini telah merekonstruksi demokrasi indonesias yang lebih kompetitif, di mana semua partai politik, besar atau kecil, memiliki kesempatan yang sama untuk mengusung kader-kader terbaiknya. Bahkan partai non parlemen yang tidak memiliki kursi pun bisa ikut mengusung calon kepala daerah sepanjang mencapai persentase yang telah diatur secara limitatif dalam putusan MK No.60/PUU-XXII/2024 yang disebutkan diatas. Dengan demikian suara rakyat kini lebih berharga  karena tidak ada lagi perolehan suara yang kesannya dianggap mubasir dan sia-sia jika partainya tidak lolos ke parlemen.

Selain itu, implikasi positif Putusan MK No.60/PUU-XXII/2024 ini akan membuat setiap partai peserta pemilu untuk bekerja keras untuk meraih suara rakyat pada pemilu 2029 yang akan datang, karena fokus utamanya bukan hanya meraih kursi di parlemen, tetapi juga mencapai ambang batas perolehan suara sah sesuai jumlah DPT didaerahnya masing-masing agar nantinya bisa mengusung kader terbaiknya maju menjadi calon kepala daerah ataupun calon wakil kepala daerah.

Putusan MK No.60/PUU-XXII/2024 ini juga otomatis merubah konstalasi politik di daerah, tujuh hari menjelang pendaftran calon kepala daerah akan dimanfaatkan oleh para figur yang sebelumnya sudah lempar handuk karena tidak mendapatkan rekomendasi partai politik, kini seakan mendapatkan semangat dan harapan baru. Bahkan skenario kotak kosong atau calon tunggal dibeberapa daerah bisa dicegah dengan adanya putusan MK ini, mengingat ada beberapa daerah yang memborong seluruh partai untuk memaksakan kotak kosong agar bisa menang mudah dalam Pilkada. Baliho dan spanduk bakal calon yang ketinggalan kereta kini masih punya waktu untuk meloby pemilik kendaraan (baca: partai politik) agar bisa di usung sebagai calon kepala daerah dan atau wakil kepala daerah.

Semoga saja Putusan MK ini menjadi langkah awal dalam memperbaiki sistem pencalonan dalam internal setiap partai politik. Partai politik harus berani mengusung kadernya sendiri agar ideologi dan visi misi partai bisa dijalankan secara konsisten. Perolehan suara partai politik ini mempunyai nilai yang berharga karena bisa diperhitungkan dalam mengusung calon kepala daerah, sehingga harapannya kedepan partai politik dapat lebih bekerja keras untuk mendapatkan suara rakyat dalam pemilu. (*)

Penulis : Rusdianto Sudirman, S.H, M.H, C.Me

(Dosen Hukum Tata Negara IAIN Parepare/ Ketua LBH GP ANSOR Kota Parepare)

Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.

Terkait: HukumMKOpini

BERITA TERKAIT

Bencana Ini Tak Datang Sendiri

Bencana Ini Tak Datang Sendiri

5 Desember 2025
RT/RW dalam Pusaran Klientelisme

RT/RW dalam Pusaran Klientelisme

2 Desember 2025
Ketika Pemberdayaan Berubah Arah: Antara UMKM dan Krisis Identitas Perempuan Muslimah

Ketika Pemberdayaan Berubah Arah: Antara UMKM dan Krisis Identitas Perempuan Muslimah

2 Desember 2025
Piring Gizi Anakku Dijual Murah: Kapitalisme yang Menguasai Dapur Sekolah

Piring Gizi Anakku Dijual Murah: Kapitalisme yang Menguasai Dapur Sekolah

30 November 2025
Krisis Sudan dan Kepentingan Barat: Alarm Persatuan Negeri Muslim

Krisis Sudan dan Kepentingan Barat: Alarm Persatuan Negeri Muslim

10 November 2025
Anak Sekolah dan Bunuh Diri: Kegagalan Sistem Sekuler

Anak Sekolah dan Bunuh Diri: Kegagalan Sistem Sekuler

10 November 2025
Selanjutnya
SMAN 5 Parepare Gelar Bimtek Pengimbasan, Pengenalan Anak Kesulitan Belajar

SMAN 5 Parepare Gelar Bimtek Pengimbasan, Pengenalan Anak Kesulitan Belajar

Berita Terbaru

Satu Layar, Sejuta Latar: AERAS Hidupkan Ruang Seni Budaya di SMA 5 Parepare

Satu Layar, Sejuta Latar: AERAS Hidupkan Ruang Seni Budaya di SMA 5 Parepare

7 Desember 2025
Edukasi Sejarah dan Religi, Sekretaris UMPAR Ucapkan Milad Muhammadiyah di Makam KH Ahmad Dahlan

Edukasi Sejarah dan Religi, Sekretaris UMPAR Ucapkan Milad Muhammadiyah di Makam KH Ahmad Dahlan

5 Desember 2025
Bencana Ini Tak Datang Sendiri

Bencana Ini Tak Datang Sendiri

5 Desember 2025
Lapor Pak Wali dan Semangat Baru Pelayanan Publik di Parepare

Lapor Pak Wali dan Semangat Baru Pelayanan Publik di Parepare

4 Desember 2025
Bagian Program Bimbingan Karier, Siswa Kelas 12 SMA Bosowa School Makassar  Internship Program

Bagian Program Bimbingan Karier, Siswa Kelas 12 SMA Bosowa School Makassar Internship Program

3 Desember 2025
Magang di Taiwan, Mahasiswa UMS Rappang Bawa Pulang Ilmu Berharga dan Uang Saku 40 Juta

Magang di Taiwan, Mahasiswa UMS Rappang Bawa Pulang Ilmu Berharga dan Uang Saku 40 Juta

3 Desember 2025
Disaksikan Kasatgas KPK, Pemkot Parepare Perkuat Kolaborasi APIP dan APH Cegah Korupsi

Disaksikan Kasatgas KPK, Pemkot Parepare Perkuat Kolaborasi APIP dan APH Cegah Korupsi

2 Desember 2025
RT/RW dalam Pusaran Klientelisme

RT/RW dalam Pusaran Klientelisme

2 Desember 2025
Ketika Pemberdayaan Berubah Arah: Antara UMKM dan Krisis Identitas Perempuan Muslimah

Ketika Pemberdayaan Berubah Arah: Antara UMKM dan Krisis Identitas Perempuan Muslimah

2 Desember 2025
Tasming Hamid Tegaskan Komitmen Perkuat Pendidikan

Tasming Hamid Tegaskan Komitmen Perkuat Pendidikan

1 Desember 2025

Artikel Lainnya

Media Online Pijar News ini Telah Terverifikasi secara Administratif dan Faktual Oleh Dewan Pers

  • Tentang
  • Redaksi
  • Advertise
  • Kebijakan Privacy
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Pemberitaan
  • Perlindungan Wartawan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nasional
  • Ajatappareng
  • Pijar Channel
  • Sulselbar
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Kesehatan

©2016 - 2025. Hak Cipta oleh PT. Pijar Media Global.