OPINI — Virus korona menjadi perbincangan publik, ada yang memandang sebagai sebuah petaka adapula yang memandang sebagai bahan candaan, malah dimanfaatkan untuk menyebar hoax tentang virus korona dan bisnis masker.
Di media sosial, khususnya di youtube dapat kita lihat konten Prank tentang virus korona yang menyebabkan keresahan masyarakat, beberapa masyarakat menghujat pembuat konten tersebut. Musibah dijadikan bahan candaan, permainan, tertawa di atas penderitaan orang.
Virus korona bukan hanya berdampak pada perilaku sosial masyarakat akan tetapi berdampak pada kondisi psikologis yang dinamakan Panic buying, selain dampak psikologis juga berdampak ekonomi dan pariwisata. Pada kondisi psikologis, masyarakat mengalami ketakutan, dampak psikologis inilah yang kemudian meluas kepada dampak ekonomi dan pariwisata, misalnya kondisi ekonomi yang semakin menurun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, terjadi penurunan tajam pada ekspor migas dan non migas sekitar 12.07%.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdangangan memperkirakan pertumbuha ekonomi melambat sekitar 0,23%. Munculnya kebijakan larangan kunjungan wisatawan ke Indonesia berdampak pada perusahaan-perusahaan perhotelan, travel dan tempat wisata lainnya, termasuk larangan perjalanan jamaah umrah dan haji ke Arab Saudi.
Pada awal munculnya berita tentang virus korona, pemerintah sangat berhati-hati dalam membuat kebijakan terkait pemulangan warga Indonesia yang belajar maupun berkunjung ke Cina, pemerintah menutup transportasi udara. Setelah pemerintah memahamai kondisi. Pemerintah Indonesia telah mengembalikan warga Indonesia yang belajar maupun yang berkunjung ke Cina. Saat ini Indonesia telah menyiapkan berbagai cara penanggulangan virus korona, termasuk menyiapkan ruang isolasi di rumah sakit.
Mengenal virus korona melalui televisi, media sosial, youtube, aplikasi tik tok dan berbagai media lainnya merupakan salah satu langkah menanggulangi penyebarannya. Korona exposure atau disebut juga sebagai dampak informasi terkait virus korona dapat kita lihat bagaimana media menyebarkan informasi virus korona. Frekuwensi penyebaran informasi virus korona mendominasi seluruh media. Baik media cetak, televisi, maupun media sosial. Durasinya tidak lagi mengenal waktu, pagi, siang, malam.
Masyarakat disuguhkan informasi virus korona. Korona exposure bisa berdampak positif, bisa juga berdampak negatif, tergantung konten yang disebar oleh media, dan atensi masyarakat lebih kepada berita yang positif.
Beberapa dampak positif korona exposure diantaranya: adanya konten tentang cara menanggulangi penyebaran virus korona, penggunaan masker, pembatasan keluar rumah, menjaga kebersihan, munculnya ramuan-ramuan yang dapat menangkal virus korona. Selain itu pemerintah telah melakukan berbagai langkah strategis diantaranya melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap wisatawan dan masyarakat yang telah berkunjung ke negara lain. (*)