BANTAENG, PIJARNEWS.COM–Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah memberikan semangat kepada Pemkab Bantaeng dalam penanganan banjir yang terjadi pada Jumat (12/6/2020) yang memiliki dampak besar.
“Kita ikut prihatin kepada Pak Bupati dan Pak Wakil, tentu ini akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah dan ringan. Karena beberapa infrastruktur juga ikut rusak,” kata Nurdin Abdullah di Bantaeng, Sabtu (13/6/2020).
Ia menyebutkan beberapa rumah masyarakat juga ikut hanyut. Beberapa kawasan masih tergenang lumpur walaupun air sudah surut.
Langkah yang akan diambil pertama adalah tanggap darurat. Dana dari Provinsi akan diturunkan dan kemudian rekonstruksi akan dilakukan secepatnya baik ke rumah warga yang rusak dan infrastruktur lainnya.
Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin di Kantor BPBD Bantaeng memaparkan update terbaru terkait banjir dan dampak yang ditimbulkan.
“Kami melaporkan kondisi terakhir kejadian bencana di Kabupaten Bantaeng. Bencana banjir terjadi pada 12 Juni 2020, Jumat pada pukul 17.00 Wita. Beberapa lokasi yang terkena dampak khususnya pada tiga kecamatan. Kecamatan Bantaeng, Bissapu dan Sinoa,” jelasnya.
Selanjutnya menjelaskan kronologi kejadian pada pukul 15.00 Wita. Banjir terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi di daerah wilayah hulu. Curah hujan tersebut membuat air di Sungai Calendu dan
Cekdan Balang Sikuyu jebol di sisi kanan, akibatnya sejumlah wilayah terendam banjir termasuk rumah warga, pusat perdagangan dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Peristiwa ini juga memakan korban jiwa satu orang warga atas nama Haerul Fatta Ampa akibat terseret arus.
Sedangkan, kerusakan yang ditimbulkan di antaranya, satu unit jembatan sepanjang 10 meter tidak dapat lagi digunakan berlokasi di Kampung Kaili. Jalan akses lingkar selatan terputus sepanjang 40 meter di Kampung Kaili.
Selanjutnya, ruas jalan Batayya 1 dan Batayya 2 badan jalan terjadi patahan dan tertimbun longsor. Cek dam Balang Sikuyu bobol dan patah pada sayap sebelah selatan (wilayah Bissappu).
Adapun dampak kerugian yang ditimbulkan, beberapa ruas jalan tidak bisa dilalui kendaraan sehingga dilakukan pengalihan jalur jalan. Air bersih belum mengalir di beberapa tempat. Rumah rusak sekira 2.333 rumah. Pasar Baru diprediksi dengan total kerugian Rp4 miliar. Pertokoan sekitar Jalan Mangga dan Jalan Manggis menimbulkan kerugian Rp2 miliar dan fasilitas perkantoran (MPP, Server DUKCAPIL, Kantor Lurah
Palantikang, Gedung Perpustakaan Daerah mengalami kerusakan dengan perkiraan kerugian Rp1 miliar.
Tempat pengungsian bagi warga di
Gedung Muhammadiyah (PDM) Jalan Raya Lanto sebanyak 35 orang, Masjid Jami Tangnga 2 di Jalan Pahlawan 35 orang, SD Inpres Tappanjeng Jalan Nangka 25 orang, Masjid Nurul Yaqin di Jalan Bangau 20 orang dan Mushollah BRI cabang di Jalan Kartini 20 orang.
Selain itu, warga juga mengungsi di Gedung PGRI Lamalaka 25 orang, Masjid Cabodo Jalan Pahlawan 30 orang, Gedung perpustakaan Daerah Jalan Manggis 20 orang dan Posko Induk Covid sebanyak 5 orang.
Adapun tim yang dilibatkan yakni TNI/POLRI, BPBD, BASARNAS, Damkar, TAGANA, PMI, Ormas, pemerintah setempat dan relawan. (adv)