Dalam upaya membangun usaha, Handri mengaku, pada dasarnya yang harus dimiliki pelaku usaha adalah memegang tiga prinsip. Adapun prinsip yang diterapkan ayah empat anak itu yakni keberanian, kejujuran dan skill.
“Prinsip yang terpenting juga ialah menjadikan orang yang bekerja bukan sebagai karyawan, tapi bagian dari pada kita. Supaya mereka bisa menjaga usaha ini, merasa memiliki usaha ini sebagai tempat cari nafkah,” ucapnya.
Selain itu, dalam pengembangan usaha, suami dari Hasniwati (45) itu mengaku, yang terpenting adalah memperkenalkan brand ke masyarakat dan memiliki manajemen yang bagus. Baik dari segi marketing juga harga yang diterapkan.
Saat ditanya alasan memilih usaha jalangkote, Hendri mengatakan, jalangkote selain merupakan makanan khas tradisional, jalangkote juga masih jarang dijual dipinggir jalan.
“Jadi tidak seperti gorengan-gorengan yang lain. Misalnya ubi goreng, tahu isi, dan pisang goreng. Jalangkote ini memang masih jarang dijual dipinggir jalan,” terangnya.
Namum demikian, kata Dia, Jalangkote 77 Tegal juga memang punya keunggulan tersendiri. Selain teksturnya yang padat, keunggulan dari Jalangkote 77 Tegal yaitu pada cairan sausnya yang memikat. “Jadi keunggulan dari Jalangkote Tegal ini ada dicairan sausnya. Kami racik sendiri menggunakan resep sendiri,” kata Handri.
Di samping itu, Handri juga menerapkan harga terjangkau bagi masyarakat yakni Rp5 ribu per empat biji. Ia pasarkan di acara-acara kantoran dan acara keagamaan.
Sememtara dari hasil penjualan Jalangkote tersebut, Handri gunakan untuk membuka usaha lain yakni depot air minum. Dari hasil bisnis Jalangkote ini, ia juga bisa membeli mobil baru dan membiayai sekolah anak-anaknya. (*)
Reporter : Hamdan
Editor : Tohir-Agus Salim