ENREKANG, PIJARNEWS.COM – Keterbatasan infrastruktur jalan di wilayah perdesaan seringkali menjadi penghalang utama bagi petani untuk mendongkrak pendapatan. Namun, masalah ini dijawab tuntas oleh tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) melalui dua solusi terpadu: motor modifikasi sebagai moda transportasi dan digital marketing untuk pemasaran.
Program bertajuk “Optimalisasi Penggunaan Modifikasi Sepeda Motor sebagai Moda Transportasi Pengangkut Hasil Pertanian untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat Kelompok Tani Pallejja” ini berhasil lolos dan didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Ditjen Pendidikan Tinggi/Riset pada tahun 2025.
Kelompok Tani Pallejja di Desa Cendana, Kabupaten Enrekang, menghadapi tantangan berat: kondisi jalan yang berliku, menanjak, dan berlumpur membuat proses distribusi hasil panen petani seperti kakao, salak, merica dan produk olahan lainnya, menjadi lambat dan berisiko mengalami rusak kualitas produk.
Tim PKM Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), yang dikendalikan oleh Hakzah, Syarifuddin Yusuf, Irmayani Pawelloi dan rekan mahasiswa, menghadirkan solusi konkret berupa sepeda motor yang dimodifikasi khusus untuk medan ekstrem. Modifikasi ini memungkinkan pengangkutan hasil pertanian dari lahan produksi ke pasar menjadi jauh lebih cepat dan efisien, sejalan dengan penelitian sebelumnya yang membuktikan efektivitas moda roda dua di wilayah pedesaan dengan jalan sulit.
“Pemanfaatan motor modifikasi terbukti mampu mempercepat distribusi hasil pertanian dari lokasi produksi ke pasar. Inovasi ini sangat vital di daerah dengan kondisi geografis yang bergunung, jalanan tani kecil, bahkan berlumpur jika hujan, sehingga medannya sangat sulit seperti di Desa Cendana,” jelas Dr Hakzah sebagai ketua tim PKM saat survey meyaksikan langsung di lapangan.

Selain masalah transportasi, Kelompok Tani Pallejja juga menghadapi tantangan dalam strategi pemasaran yang belum terstruktur. Untuk itu, tim PKM melanjutkan program dengan memberikan Pelatihan Digital Marketing yang intensif melalui website susiafm berlangsung pada 21 September 2025.
Pelatihan ini mencakup pengenalan e-commerce, marketplace, dan teknik promosi menggunakan media sosial (Instagram) yang diperkenalkan salah satu anggota tim PKM lain, Irmayani Pawelloi, yang bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan nilai tambah komoditas.
Aplikasi sistem digital marketing untuk produk langsung dipraktekkan pemanfaatan aplikasi hasil olah pertanian seperti Salak Enrekang, Dangke, kue khas Enrekang, kakao, dan buah-buahan.
Hasilnya sangat memuaskan: Setelah pelatihan yang dilakukan pada akhir September 2025, sebanyak 85% peserta telah mampu memahami fungsi operasional sepeda motor modifikasi dan terampil menggunakan aplikasi media sosial untuk promosi online.
Ketua Kelompok Tani Pelejja, Ramli sangat antusias mengikuti pelatihan pengenalan teknik promosi menggunakan media sosial. “Setelah pakai Instagram, pembeli kami tidak hanya dari Enrekang, tapi sudah ada dari Makassar, bahkan di luar Sulawesi Selatan yang memudahkan jangkauan pemasaran produk-produk pertanian lebih luas dan informatif.
Selain itu, Abdullah selaku sekretaris Kelompok Tani Palejja, merasa bahagia ada motor modifikasi transportasi hasil pertanian. “Dulu, hasil panen harus diangkat manual berjam-jam. Sekarang, dengan motor modifikasi, waktu tempuh jadi separuhnya. Kami sangat senang, bersemangat dan berterima kasih kepada tim PKM Universitas Muhammadiyah Parepare dan telah menguji langsung penggunaan motor tersebut,” kata Abdullah.
Kombinasi antara efisiensi distribusi dan pemasaran yang lebih luas melalui teknologi digital diproyeksikan akan berdampak langsung pada peningkatan volume penjualan dan perluasan jaringan konsumen bagi petani. Hal ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan pendapatan serta keberlanjutan usaha tani masyarakat Pallejja, Kecamatan Cendana pada khususnya dan petani di Kabupaten Enrekang pada umumnya.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa inovasi yang didesain dari dunia akademik, apalagi didukung pendanaan oleh pemerintah melalui DRTPM, mampu menjadi solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat di lini terdepan pertanian Indonesia.
“Mitra kami (Kelompok Tani Pallejja) menunjukkan komitmen untuk terus menggunakan sarana transportasi modifikasi dan mengembangkan pemasaran digital secara mandiri,” ungkap Hakzah Ketua tim PKM, seraya berharap program ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan dukungan Pemerintah Daerah dan pihak swasta, terutama dalam aspek kebijakan dan pendampingan pemasaran digital yang intensif.
“Keberlanjutan komitmen dan dukungan pemda akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani sendiri, yang berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (adv)


















