PAREPARE, PIJAR NEWS. COM– Momen Milad ke-10, Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Intitute Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar kegiatan bertajuk _“Pelatihan Ecomasjid dan Dakwah Transformatik Menuju Harmoni Sosial Ekologis”.
Kegiatan ini menjadi momentum reflektif sekaligus edukatif dalam membangun masjid sebagai pusat harmoni sosial dan lingkungan.
Kegiatan itu digelar di Balai Seni Kampus IAIN Parepare, Selasa (12/8/2025), menghadirkan dua narasumber utama, yakni Kepala Balai Litbang Agama Makassar, Dr. H. Saprillah, M.Si, serta Rektor IAIN Parepare, Kiyai Hannani.
Kehadiran perwakilan Sekolah Menengah Atas/sederajat, Organisasi Kemahasiswaan, dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Parepare menjadi perpanjangan tangan untuk mensosialisasikan materi kegiatan ini.

Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare, Nurkhidam menyoroti pentingnya peran masjid dalam membentuk kesadaran ekologis dan sosial di tengah masyarakat.
Dalam sambutannya, Nurkhidam menekankan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang tanggung jawab sosial. Ia menyampaikan bahwa siapa pun yang masuk ke masjid memiliki tanggung jawab moral, bukan hanya pegawai syara’ atau petugas khusus yang berwenang di dalamnya.
Ia juga menyoroti tantangan dakwah yang bersifat transformatif. Menurutnya, dakwah seharusnya mampu mengajak masyarakat kembali ke masjid, bukan malah menjauh. Banyak faktor yang membuat orang enggan ke masjid, seperti sikap petugas yang kurang ramah atau kondisi masjid yang tidak bersih.
“Harapan saya, anak-anakku sekalian bisa memahami bahwa masjid harus ramah, bukan hanya terhadap jemaah, tapi juga terhadap lingkungan. Dakwah di dalamnya pun harus menciptakan harmoni, bukan konflik,” ujar Nurkhidam.
Rektor IAIN Parepare, Kiyai Hannani, turut memberikan arahan dalam kegiatan tersebut. Ia mendorong mahasiswa baru untuk menanam pohon sebagai bentuk kontribusi ekologis. Bahkan, ia menyebutkan bahwa Kementerian Agama telah memprogramkan penanaman pohon sebagai syarat bagi pasangan yang hendak menikah.
Program ini diharapkan mampu mendorong hilirisasi nilai-nilai dakwah dan ekologi secara lebih luas. Dengan pelatihan seperti ini, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat perubahan sosial dan pelestarian lingkungan.
Kiyai Hannani menutup dengan pesan inspiratif, “Buatlah dirimu bercahaya. Seperti batu di kali, intan, atau mutiara—meski tenggelam, tersembunyi, atau dijatuhkan, ia tetap dicari karena berharga.” Pesan ini menjadi pengingat bahwa setiap individu memiliki potensi untuk memberi manfaat dan menjadi cahaya bagi sekitarnya.

















