PINRANG, PIJARNEWS.COM –– Dua mortir aktif peninggalan penjajahan Jepang ditemukan warga di Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tim Jibom Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Sulsel mengungkap, dua mortir tersebut merupakan bom mortir bekas peninggalan Belanda.
“Jenisnya bom militer, berupa mortir peninggalan zaman Belanda atau perang dunia,” kata Kanit Jibom Detasemen Gegana Sat Brimob Polda Sulsel, Iptu Munir kepada wartawan, Senin (21/4/2025).
Munir mengungkapkan, saat dua mortir tersebut ditemukan sudah dalam keadaan berkarat.
Kata dia, mortir yang ditemukan warga memiliki panjang 30 centimeter (cm) dengan berat kurang lebih 500 gram.
“Kondisinya saat ditemukan sudah berkarat namun masih aktif, sehingga saat berbahaya bagi masyarakat yang tidak mengetahui,” ungkapnya.
“Panjangnya 30 cm, kalau beratnya kurang lebih setengah kilo (500 gram),” rincinya.
Dua mortir aktif itu pun sudah didisposal atau dimusnahkan oleh tim Jibom.
“Alhamdulillah kegiatan serangkaian disposal atau pemusnahan tadi berjalan dengan lancar, penanganannya sesuai SOP,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah mortir atau peluru peledak ditemukan warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mortir itu ditemukan warga di daerah pegunungan Lampa Toa.
“Sudah dua kali kejadian, warga menemukan sejenis mortir,” kata Kapolsek Duampanua, Iptu Eko Prabowo kepada wartawan di lokasi, Senin (21/4/2025).
Eko mengungkap warga menemukan mortir tersebut di dua lokasi yang ada di Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, kemudian melaporkannya kepada kepala desa.
Warga yang menemukan mortir di Desa Massewae adalah Sannang, pada Sabtu (19/4) lalu. Sementara di Desa Katomporang ialah Nasrul.
Warga menduga mortir itu merupakan peninggalan perang pada zaman Jepang.
“Satu di Bulukae, Desa Massewae, kedua di pegunungan Lampa Toa, Desa Katomporang,” sebutnya.
“Menurut tokoh-tokoh masyarakat yang ada disekitar sini bahwa pernah terjadi konflik zaman dahulu Jepang,” pungkasnya.
Dia menceritakan sebelum warga menemukan mortir, warga mencari madu di daerah pegunungan Lampa Toa. Sehingga mortir ditemukan di daerah tersebut.(*)
Reporter: Faizal Lupphy