Sitti Fatmawati Ilyas, S.Pd
(Pendidik dan Aktivis Muslimah)
Pelatihan Bina Mental dan Fisik bagi peserta Didik Kelas XI Bagi Pengurus OSIS Di Kota Balikpapan. Pelatihan ini tidak hanya melatih fisik tetapi juga melatih mental melalui materi yang diberikan langsung oleh pihak Kodam VI Mulawarman. Salah satu wujud nyata dari implementasi Visi Kalimantan Timur 2025–2030, yaitu “Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas”. Secara khusus, sejalan dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi, yaitu “Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera.”
Dengan diselenggarakannya pelatihan ini diharapkan pada peserta didik untuk mampu mengelola emosi dengan baik, membangun resilience atau ketahanan mental dalam menghadapi tantangan, dapat meningkatkan pola pikir positif dan berkembang (growth mindset), Meningkatkan kebugaran jasmani untuk mendukung kualitas hidup yang lebih baik, Membiasakan hidup sehat dan aktif, serta meningkatkan keterampilan sosial dan kepemimpinan sebagai pengurus OSIS (Disdikbud Kaltim, 21/5/2025).
Generasi Bermasalah dalam Asuhan Kapitalisme Sekuler
Pembinaan secara fisik dan mental adalah dua hal yang sangat dibutuhkan remaja hari ini. Terlebih jika melihat maraknya isu kesehatan fisik dan mental di kalangan remaja yang cukup memprihatinkan. Viralnya remaja yang ramai cuci darah dan gangguan kesehatan jiwa yang menjadi alarm terhadap kondisi remaja yang kian memburuk.
Namun kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup remaja. Hidup yang serba instan, tidur yang tidak teratur, senang begadang, mengkonsumsi makanan rendah nutrisi. Fast food dan junk food yang mengandung pengawet dan bahan kimia menjadi menu sehari-hari. Lebih suka dengan minuman tinggi gula daripada air putih. Diperparah dengan pola hidup tidak sehat lainnya. Misal dengan merokok, minuman beralkohol dan kurangnya aktivitas fisik.
Dari sisi kesehatan mental remaja bisa disebabkan oleh pola asuh orang tua, krisis identitas, persepsi keliru dari sosial media, tekanan dari lingkungan sekitar, kondisi keluarga yang tidak harmonis atau dengan teman sebaya, korban perundungan atau kekerasan. Hal ini semakin menguatkan bahwa mental remaja sendiri hancur bukan hanya karena faktor individu yang lemah, tapi juga akibat tekanan dari berbagai sisi kehidupan sebagai dampak dari penerapan sistem.
Sementara itu, remaja hari ini tidak hanya dihadapkan pada persoalan kesehatan fisik dan mental, tapi juga kehidupan remaja yang begitu dekat dengan tindak kriminal. Dari perundungan yang berakhir pada pembunuhan, kekerasan seksual, pemerkosaan, aborsi, pengeroyokan, pornografi, narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain. Hal ini tentu juga harus mendapat perhatian untuk menyongsong terwujudnya generasi emas. Sebab jika terus dibiarkan maka hanya akan melahirkan generasi yang mencemaskan dan bermasalah.
Semua ini adalah konsekuensi logis ketika masih dalam asuhan sistem kapitalisme sekuler yang mengkerdilkan peran agama. Agama dianggap hanya mengatur sebatas ibadah kepada sang pencipta tapi selain daripada itu manusia bebas untuk mengatur perbuatannya sendiri. Jadi merasa bebas untuk mengkonsumsi atau melakukan hal apa saja yang membuatnya bahagia, tanpa memikirkan apakah hal tersebut baik atau buruk, halal atau haram.
Selanjutnya, membina fisik dan mental tapi dari tidak dibarengi dari aspek spiritual. Peran agama malah dikesampingkan, bina akidah dijauhkan serta phobia dengan ngaji Islam. Bukankah ini jauh lebih mencemaskan dalam mengharapkan generasi emas di sistem yang semakin tidak jelas ini?
Islam Melahirkan Generasi Emas
Islam memiliki mekanisme dalam melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas untuk mewujudkan generasi terbaik (khairu ummah), negara akan menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Salah satunya dalam sistem pendidikan.
Output dari sistem pendidikan Islam adalah generasi yang berkepribadian Islam, yaitu generasi yang memiliki pola pikir dan pola jiwa yang Islami. Generasi muda muslim paham jati dirinya sebagai hamba Allah Taala yang harus taat pada-Nya. Mereka paham tujuan hidupnya untuk meraih ridha Allah Taala dan terdorong untuk selalu beramal saleh. Pandangan mereka jauh ke depan hingga kehidupan akhirat sehingga mereka selalu menata amalnya secara visioner demi meraih kebahagiaan yang abadi di surga.
Islam juga tetap memperhatikan ilmu pengetahuan umum (sains). Rasulullah saw., misalnya, pernah mengizinkan dua orang sahabat beliau pergi ke Yaman untuk mempelajari teknik membuat senjata yang bernama dabbabah. Rasulullah saw juga mendorong kaum muslim untuk mengembangkan teknik pembuatan busur panah dan tombak. Beliau pun menganjurkan para wanita saat itu untuk mempelajari ilmu tenun, menulis, dan merawat orang-orang sakit (pengobatan). Beliau juga memerintahkan para orang tua agar mengajarkan kepada anak-anak mereka olahraga memanah, berenang, dan menunggang kuda. Dari sistem pendidikan Islam yang dipelopori oleh Rasulullah saw. inilah kelak lahir generasi emas yang berkualitas, baik dari sisi intelektualitas maupun spiritualitas. Generasi yang tidak hanya cerdas dalam urusan dunia, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama dan mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam pandangan Islam, orang tua wajib menjalankan fungsi pendidikan Islam kepada anak-anak mereka. Pemerintah pun wajib menjalankan sistem pendidikan Islam yang melahirkan generasi berkepribadian islami. Pemerintah juga wajib menerapkan sistem sanksi yang adil dan tegas sesuai dengan hukum dan ketetapan Allah Taala. Di sisi lain, masyarakat pun wajib menegakkan amar makruf nahi mungkar.
Sinergitas antara keluarga, guru, dan masyarakat yang ditopang oleh negara dalam melaksanakan sistem pendidikan Islam terbukti pernah melahirkan generasi emas sepanjang sejarah peradaban dunia. Kondisi ini berlangsung sejak penerapan sistem Islam yang dimulai pada masa kepemimpinan Rasulullah saw. sebagai kepala Negara Islam di Madinah, lalu dilanjutkan hingga pada masa kepemimpinan Khulafaurasyidin dan para khalifah setelah mereka sepanjang era Kekhilafahan Islam selama berabad-abad.
Lahirnya generasi emas sepanjang sejarah peradaban Islam pada masa lalu semestinya menjadi petunjuk dan pelajaran yang berharga bagi umat Islam di negeri ini. Petunjuk bahwa hanya Islam sebagai sistem kehidupan yang benar/lurus, yang akan melahirkan aneka kebaikan bagi bangsa dan negara ini. Termasuk mampu melahirkan generasi emas sebagaimana yang kita cita-citakan hari ini.
Wallahu a’lam bishshowwab.